kaum klasik Laissez Faire dengan tokoh ekonomi Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat.



PEMBAHASAN
Perhatian terhadap ekonomi sudah ada sejak beribu- ribu tahun yang lalu, tetapi kelahiran ekonomi sebagai ilmu sejak terbitnya buku Adam Smith tahun 1776 yang berjudul An Inquiry Into The nature And Causes of the Wealth on Nation, yang kemudian Adam Smith dinobatkan sebagai bapak ilmu ekonomi.
Sejarah ekonomi modern itu seperti kisah dengan plot yang cerdas, yang setara dengan plot kisah novel historis terbaik. Alur ceritanya adalah kisah tentang perjuangan manusia mencari kekayaan dan kemakmuran dan pencarian model ekonomi yang bisa memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Mempelajari sejarah pemikiran ekonomi beertujuan agar kita dapat mengetahui perkembangan pemikiran ekonomi dan teori ekonomi, member inspirasi, menanamkan sikap demokratik dan toleran.
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai sejarah pemikiran ekonomi kaum klasikLaissez Faire dengan tokoh ekonomi Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat.
Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional dan bertolak dari suatu metode alamiah. Klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas, dengan perkataan lain secara normative. Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi  Laissez Faire.
Laissez Faire sebuah frase bahasa Prancis yang berarti “biarkan terjadi’ ( secara harfiah berarti biarkan berbuat). Istilah ini berasal dari diksi Prancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat diabad ke-18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam perdagangan. Laissez Fairemenjadi sinonim untuk ekonomi pasar bebas yang ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19. Secara umum istilah ini dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
 Politik ini menunjukkan diri dalam tindakan – tindakan yang dilakukan mazhab klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, dimana masyarakat senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment. Asas pengaturan kehidupan perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar.
Ruang lingkup pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan individu serta Negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah mengkritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip Laissez Faire.
Koneksi Prancis : Laissez Faire Avance
Ekonom klasik Prancis Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat mengembangkan model klasik Adam Smith dan mempromosikannya sebagai model kemakmuran universal. Say dan Bastiat mengemukakan banyak kemungkinan ekonomi industri yang bebas, yang dipimpin oleh para wiraswastawan. Hukum pasar Say menjadi prinsip dasar makro ekonomi klasik dan ketelitiannya sangat terkenal dalam ilmu ekonomi dan tetap tak tertandingi sampai munculnya revolusi Keynesian pada abad selanjutnya. Dan belum pernah ada eksponen perdagangan bebas yang paling terang- terangan ketimbang Frederic Bastiat.
Selain itu, para ekonom Prancis mengklarifikasi dan mendukung banyak konsep yang dijelaskan dalam The Wealth of Nations . Mereka juga menyusun prinsip- prinsip ekonomi yang kuat berdasarkan karya Cantillon, Montesquieu, Turgot, dan Condillac. Say dan Bastiat menolak gagasan teori nilai kerja dan eksploitas buruh didalam kapitalisme pasar bebas.
Ekonom Prancis sudah berkenalan dengan magnum opus Smith, sejak dia menghabiskan waktu di Prancis menyiapkan bukunya dan berdiskusi dengan Quesnay, Turgot, dan Voltair. Setelah The Wealth of Nations diterbitkan, orang- orang Prancis berhasil mempopulerkan model usaha bebas dan perdagangan bebas ala Smith keseluruh dunia Barat. Mereka menerjemahkan buku Smirth kedalam bahasa Prancis, mempublikasikan ensiklopedi ekonomi pertama dan sejarah pemikiran ekonomi pertama, dan menuis textbook pertama dalam ilmu ekonomi, A Treatise on Political Ekonomy  karya Say, yang menjadi buku ajar utama di Eropa dan Amerika selama paruh pertama abad 19. Banyak prinsip  Smithian diadopsi oleh Alexis de Tocqueville dalam karyanya yang berjudul Democracy in America. Sengkatnya, aliran laissez faire  Prancis mendominasi pemikiran ekonomi Barat selama hampir setengah abad, dan dalam kasus hukum Say, mendominasi sampai abad 20.
1.      1.      Jean- Baptiste Say
Tokoh terpenting dalam drama Prancis adalah ekonom yang lahir Sembilan tahun sebelum The Wealth of Nations  dicetak. Menurut salah satu biografi (Palmer 1997, dalam buku Mark Skousen.2005:59), dalam usia 65 tahun Jean- Baptiste Say (1767-1832) dikenal sebagai “ekonom yang hidup dimasa masa sulit”. Dia menyaksikan Revolusi Amerika dan Prancis, kekuasaan politik Napoleon, dan hidup diawal Revolusi industri. Dia menciptakan istilah “entrepreneur” yang kini menjadi kata modern dalam ekonomi dan bisnis, dan Say sendiri juga seorang entrepreneur. Dia diangkat menjadi Profesor ekonomi politik di Prancis, menulis textbook  yang sangat popular, dan kini dia terkenal berkat “hukum pasar” nya sebuah teori ekonomi makro klasik yang menitikberatkan pada produksi, perdagangan dan tabungan sebagai kunci- kunci bagi pertumbuhan ekonomi dan konsumsi yang lebih tinggi.
Jean- Baptiste Say dilahirkan di Lyon Prancis. Dia berasal dari keluarga Protestan di Prancis Selatan, yang pindah ke Jenewa dan akhirnya menetap di Paris. Pada usia 15 tahun, pada masa puncak revolusi Prancis, dia sangat dipengaruhi oleh Autobiaography  Benjamin Franklin dan dia memuji Franklin sebagai model warga Negara dan memuji prinsip penghematan, pendidikan dan kehidupan moral yang diajarkannya.
Jean- Baptiste Say adalah pendukung utama Adam Smith tentang system persaingan ekonomi, kebebasan ilmiah, dan pembatasan campur tangan pemerintah. Dia juga pembela kapitalisme Laissez Faire yang gigih. Analisisnya bahkan lebih dalam ketimbang analisis Adam Smith dan David Ricardo dan ia membangun landasan baru dalam ekonomi klasik di empat bidang.
Empat kontribusi ini adalah :
1.      Menyusun pengujian teori dengan fakta dan observasi
2.      Menyusun teori utilitas subjektif sebagai pengganti teori nilai kerja
3.      Gagasan tentang peran vital entrepreneur
4.      Hukum pasar Say yang menjadi landasa model makro dalam fluktuasi bisnis dan pertumbuhan ekonomi.
Pembahasan setiap kontribusi Say :
Say Mengkritik Teorisasi Abstrak
Jean- Baptiste Say sangat prihatin dengan teorisasi ekonomi yang seperti berada di menara gading, jauh dari kenyataan. Model yang dibangun memang belum tentu keliru. Say mengatakan bahwa dia juga lebih memilih model yang tidak berbeda dengan geometri, dimulai dengan “deduksi yang ketat dan fakta umum yang tak terbantahkan…beberapa prinsip dasar, dan sejumlah akibat atau kesimpulan yang ditarik dari prinsip- prinsip tersebut” (Say 1971 [1880] : xx,xxvi, dalam Mark Skousen.2005 : 61). Tetapi menurutnya model ini harus selalu diuji dengan uji observasi untuk mengetahui apakah model itu realistic dan benar atau tidak. Menurut Say, semua teori dan model perlu terus menerus diuji dihadapan fakta dan observasi.
Dia sangat mencemaskan pengaruh dari sahabatnya, David Ricardo- salah satu tokoh utama ekonomi klasik karena dalam buku On The Principles of Political Economy and Taxation ( 1817 ). Tanpa menyebut- nyebut namanya, Say menuduh Ricardo telah menciptakan model yang penuh dengan “penilaian yang serampangan” dan menyusun “system sebelum fakta ditentukan” (halaman xvii). Akibatnya ilmu ekonomi terseret kejalan yang berbahaya, termasuk teori nilai kerja. ( Metodologi abstrak ini sering disebut “Kejahatan Ricaardian”)
Say mengatakan “ Tidak ada yang lebih sia sia ketimbang ketidaksesuaian antara teori dan praktek!”. Dalam tulisannya untuk Robert Malthus, Say mengatakan, “Lebih baik berpegang pada fakta dan konsekuensinya disbanding pada silogisme”. Dia memuji Adam Smith karena telah menyusun “prinsip ekonomi politik yang paling masuk akal, didukung dengan ilustrasi yang jelas” dan dia menambahkan bahwa ekonom seperti Ricardo yang tidak mendukung teorinya dengan fakta- fakta adalah “pemimpi belaka yang teorinya paling banter hanya memenuhi keingintahuan literer,dan tidak dapat diterapkan dalam praktek”
Dengan cara yang sama, Say mencemaskan ekonomi matematika dan statistika. Dia menyatakan kecemasannya bahwa “kita selalu disesatkan dalam ekonomi politik apabila kita memandang fenomena berdasarkan perhitungan matematika” (Sowell 1987:249, dalam Mark Skousen.2005 : 62)
Say menunjukkan sifat subjektif dari penawaran dan permintaan dan bagaimana harga dan elastisitas permintaan tidak pernah bisa diprediksi secara pasti. Dengan kata lain, ekonomi adalah ilmu kualitatif, bukan kuantitatif dan karenanya tidak tunduk pada kalkulasi matematika. Dia menggunakan contoh harga anggur untuk satu tahun kedepan, dimana penawaran dan permintaan bervariasi dari tahun ke tahun. Penawaran baru akan tergantung pada perubahan kekayaan, kualitasnya, kuantitas persediaan yang masih ada, pasar capital, tingkat bunga, pasar ekspor dan stabilitas hukum dan pemerintahan. Disisi permintaan , jumlah yang diminta akan tergantung kepada perubahan “selera dan gaya hidup konsumen”, kondisi ekonomi secara umum, minuman pengganti dan sebagainya. Ringkasnya, harga anggur tahun depan tidak akan pernah bisa dikalkulasikan secara tepat. ( Say: 1971:xxvi-xxvii, dalam Mark Skousen.2005 : 63)
Dia juga mencemaskan empirisme buta dan pengumpulan fakta statistic yang tidak dikaitkan denga teori: “Tetapi pengetahuan tentang fakta- fakta, tanpa mengetahui relasi mutualnya, tanpa menunjukkan mengapa yang satu adalah penyebab dan yang satunya lagi adalah akibat, jelas tidak lebih baik ketimbang informasi mentah dari seorang petugas klerek ” (Say 1971: xxi, dalam Mark Skousen.2005 : 63 )
Say memperkenalkan Teori Nilai Alternatif
Say berbeda pendapat dengan David Ricardo, salah seorang tokoh Inggris klasik, dalam soal besar lainnya yaitu Teori Nilai Kerja. Ricardo yang dipengaruhi oleh Adam Smith, mencari standard nilai yang tetap dan menemukannya dalam kerja.  Tetapi Say menuliskan dalam terjemahan Principles Ricardo “ ukuran nilai yang tetap adalah tak masuk akal” ( Rothbard 1995: 19, dalam Mark Skousen.2005: 63).
Sebaliknya, Say mengambil pendekatan yang lebih positif dengan mengemukakan teori nilai utilitas yang subjektif. Utilitas (utility), atau cara konsumen menilai suatu barang atau jasa, menentukan produksinya. Produsen membuat nilai atau utilitas dengan mengubah input menjadi output, yang cukup untuk menutup biaya. Ekonom Prancis ini tidak mengungkapkan teori utilitas marginal dan mengakui bahwa yang menentukan harga atau nilai barang atau jasa adalah utilitasnya bukan biayanya.
Peran Entrepreneur ( Pengusaha )
Say menciptakan istilah entrepreneur. Secara harfiah kata ini berarti “orang yang mengurus kuburan”. Tetapi karena mengandung makna ambivalen, entrepreneur diterjemahkan menjadi “petualang” yang menunjukkan citra petualang komersial atau petualang kapitalis, yakni orang yang mengkombinasikan input capital, pengetahuan, dan tenaga kerja untuk menghasilkan dan mengelola bisnis demi mendapatkan profit (laba). Adam Smith adalah pengajar dan tak pernah menjalankan bisnis. Karena tidak berpengalaman dalam bidang usaha, Smith meremehkan peran vital ini dalamWealth of Nation. Tetapi Jean Baptise Say adalah seorang pengusaha atau entrepreneur, yang memiliki pabrik kapas, dan karenanya dia memasukkan konsep ini sebagai bagian penting dari model ekonominya.
Dalam Bab 7 buku II “tentang distribusi” Say memperkenalkan konsep entrepreneur, “master agen” atau “adventurer” sebagai agen ekonomi yang berbeda dengan tuan tanah, buruh dan bahkan kapitalis. Entrepreneur bukan berarti dia sudah kaya sebab dia mungkin bekerja dengan meminjam modal. Untuk sukses, kata Say, seorang entrepreneur harus mempunyai “penilaian, ketabahan dan pengetahuan tentang duania”. Dia harus melakukan  estimasi dengan akurasi yang bisa diterima, harus memahami arti penting dari produk spesifik, perkiraan jumlah permintaan dan alat- alat produksi, terkadang dia harus mem[pekerjakan banyak orang, terkadang dia harus membeli atau memesan bahan baku, mengumpulkan buruh, mencari konsumen, dan member perhatian penuh kepada pesanan dan koondisi perekonomian. Ringkasanya dia harus mempunyai ilmu seni mengawasi dan administrasi. Dia harus mau “mengambil resiko” dan harus sadar bahwa selalu ada “ kemungkinan gagal”. Tetapi jika sukses, “kelompok produsen macam ini… akan mengumpulkan kekayaan yang sangat banyak” ( Say 1971: 329-32, dalam Mark Skousen.2005 : 64 ).
Say mencatat bahwa entrepreneur “menggeser sumber daya ekonomi dari area produktivitas yang rendah menuju ke area produktivitas yang tinggi dan lebih besar hasilnya” ( Drucker 1985:21, dalam Mark Skousen : 64 ). Entrepreneur adalah pencari profit maksimal dengan mencari peluang yang besar.
Baru belakangan ini “entrepreneur” Say kembali bermunculan dalam textbooks. Selama bertahun tahun, konsep ini hampir lenyap dalam buku ajar ekonomi terutama dalam model “persaingan sempurna” yang mendominasi profesi ekonomi di abad 20 ( terutama dibawah pengaruh model keseimbangan umum dari ekonom Prancis Leon Waras ).
Didalam model keseimbangan umum, tidak ada perbedaan produk dan tidak ada variasi harga. Semua produk adalah generic. Ada banyak pembeli dan penjual sehingga tak satupun yang bisa mempengaruhi harga.
Jelas, dalam model keseimbangan umum semacam ini tidak banyak dibutuhkan entrepreneur  untuk menciptakan produk baru atau beriklan. Inovasi, fisik, kreativitas, dan pengambilan resiko tidak dibutuhkan. Menurut penulis Edwin Dolan dan David Lindsey, “ tidak ada cara untuk menggambarkan perilaku kewirausahaaan (entrepreneurship) secara persis dalam bentuk persamaan atau grafis, karena gagasan kewirausahaan itu sendiri adalah gagasan tentang perubahan, ketidakpastian dan inovasi” (1988:603). Dolan adalah salah salah seorang penulis textbooks  pertama yang berusaha memasukan peran entrepreneur dalam analisi ekonomi.
Sejarawan ekonomi Mark Blaug menulis, “ dewasa ini mahasiswa yang menghabiskan waktu beberapa tahun mempelajari ekonomi tapi tidak mengenal istilah entrepreneur adalah memalukan” (1986:229, dalam Mark Skousen.2005: 65).
Economics History  karya Mark Blaug diterbitkan pada 1986, dan sejak itu buku ajar ekonmi yang terbit banyak mengalami perubahan. Sekarang ini entrepreneurship dimasukkan sebagai salah astu faktor produksi disamping tanah, tenaga kerja, dan capital atau modal. Entrepreneur bertanggungjawab untuk memadukan jumlah tanah yang pas, tenaga kerja dan capital untuk mmembuat produk atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
Penyelamatan Aliran Austria
Konsep entrepreneur Say diselamatkan oleh aliran Austria dan karenanya kini banyak bermunculan dalam buku ajar ekonomi. Joseph Schumpeter, seorang Profesor Harvad kelahiran Austria terkenal karena membahas entrepreneur sebagai figure sentral dalam meningkatkan kekayaan bangsa dan menciptakan ketidakseimbangan (disequilibrium) dinamis dalm ekonmi global. Melalui proses “ destruksi kreatif”, entrepreneur terus menerus mengubah lanskap perekonomian menjadi lebih baik. Schumpeter menolak “abad emas persaingan sempurna imajiner” dan mengatakan bahwa persaingan sempurna adalah “mustahil dan buruk, dan tidak layak dijadikan sebagai model efisiensi yang ideal” (Schumpeter 1950:106, dalam Mark Skousen.2005 : 65). Menghilangkan entrepreneur dalam proses kompetitif adalah samadengan menghilangkan tokoh pangeran Denmark dari kisah Hamlet karya Shakespeare (1950:86).
Israel kirzner, ekonom Austri kelahiran Amrika yang mengajar di New York University, telah menghabiskan sebagian besar kariernya untuk mempelajari entrepreneurship dan peran pentingnya dalam ekonomi. Seperti Schumpeter, Kirzner mengkritik teori perusahaan modern dengan mengatakan, “model persaingan sempurna gagal membantu kita memahami proses pasar” (Kirzner 1973:8). Scunpeter menekankan bagaimana entrepreneur bergerak menjauh dari equilibrium, sedangkan Kirzner memfokuskan pada “proses penemuan” yang denganya entrepreneur menemukan kesalahan dan peluang baru yang menguntungkan dank arena out menggerakan psaar menuju ke keseimbangan. (1973: 72-75)
Terakhir, Peter F Drucker,  guru manajemen kelahiran Austria, telah menulis banyak tentang entrepreneurship dalam dunia bisnis. Drucker memperluas pandanag Schumpeter tentang entrepreneur sebagai pengganggu dalam perusahaan dan ekonomi, orang yang mencoba produk baru dan proses baru membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan kesalahan. Seperti Say, Drucker melihat entrepreneur sebagai investor disekto ekonomi yang memperlihatkan potensi diatas rata-rata. Entrepreneur adalah “pencari peluang” ( Drucker 1985, dalam Mark Skousen.2005 : 66).
Tetapi, meskipun telah banyak yang membahas entrepreneurship, buku buku teks ekonomi masih menggunakan model kesseimbangan ekonomi, yang menganggap perusahaan inovatif yang  berusaha memonopoli pasar sebagai tidak efisien.
Hukum Pasar Say
Selain memperkenalkan entrepreneurship sebagai actor penting dari produksi, Say juga sangat terkenal karena mengembangkan model klasik ekonomi makro, yang dikenal sebagai hukum pasar Say.
Hukum Say sering dikutip sebagai “ Penawaran menciptakan permintaannya sendiri”, sebuah frase yang membuat banyak mahasiswa ekonomi  yang terpengaruh oleh pemikiran Keynes memandangnya bersifat paradox dan kontra-intuitif “ Apakah bukan sebaliknya?” Tanya mereka “ bukankah permintaanlah yang menciptakan penawaran?”
Sebenarnya bukan Say sendiri, tetapi John Maynard Keynes-lah yang mendefinisikan hukum Say sebagai “ Penawaran yang menciptakan permintaannya sendiri” dalam The General Theory (1973:18). Dewasa ini banyak ekonom setuju bahwa Keynes telah mendistorsi makna dan implikasi dari hukum Say. Seperti dikatakan oleh ekonom Austria Steven Kates yang telah menulis buku tentang soal ini, “Keynes… menyalahpahami dan menyalahartikan hukum Say… ini adalah warisan Keynes yang paling awet dan warisan ini telah merusak teori ekonomi sampai hari ini ”. ( Kates 1998: 1, dalam Mark Skousen.2005 : 66).  lebih lengkapnya lihat Bab 13 dalam buku Mark Skousen. Keynes bahkan tak pernah mengutip Say secara langsung, dan beberapa sejarawan menduga bahwa Keynes sebenarnya tak pernah membaca karya Say dan dia hanya mengandalkan pada komentar Ricardo dan Marshall terhadap hukum pasar Say.
Say Mengungkapkan Kesalahan dan Menemukan Hukum Baru
Hukum Say lebih mendalam ketimbang pernyataan “penawaran menciptakan permintaanya sendiri”.
Untuk memahami makna luas dari hukum Say, kita pertama- tama harus memeriksa asal usul dari prinsip ini. Salah sati isu utama diabad 18 (seperti dkhususkan dalam Bab 1) adalah doktrin merkantilis bahwa uang, terutama penemuan emas dan perak, serta keseimbangan perdagangan, menghasilkan kekayaan dan pertumbuhan ekonomi. Selama system ekonomi periodic dan depresi, orang orang secara konstan mengeluhkan kurangnya uang. Solusi untuk mengatasi kesulitan ekonnomi itu tampaknya sederhana yaitu mencari lebih banyak uang dan membelanjakanya, dan ekonomi akan pulih kembali.
Dalam Bab 15 dari bukunya, Say menyerang doktrin kelangkaan uang ini dengan menunjukkan bahwa yang menciptakan permintaan bukan uang melainkan produk barang dan jasa. Uang hanyalah mekanisme pertukaran, dan penyebab ril dari depresi ekonomi bukanlah kekurangan uang, tetapi kurangnya penjualan oleh petani, pengusaha pabrik, dan produsen barang dan jasa lainnya. Seperti dikatakan oleh Say, “penjualan tidak bisa dikatakan sepi karena uang langka, tetapi karena produk lainnya menurun… atau, menggunakan kalimat yang lebih usang, orang lebih sedikit membeli karena mereka hanya mendpat keuntungan sedikit ” ( Say 1971: 134). Dalam edisi sebelumnya saya mengatakan bahwa “yang memfasilitasi penjualan bukanlah melimpahya uang, melainkan banyaknya produk lain pada umumnya… uang berperan tidak lebih dari saluran dalam pertukaran ganda ini. Ketika pertukaran selesai, yang terjadi adalah seseorang membayar suatu produk dengan produk” (Kates 1998: 23, dalam buku Mark Skousen.2005 : 67).
Say menyangkal bahwa Say ada “kelebihan produksi” atau “kelebihan persediaan” dalam penurunan ekonomi, tetapi dia mengatakan bahwa (Dalam kondisi penurunan itu) produksi telah “salah diarahakn”. Ada terlalu banyak produk yang dihasilkan padahal permintaanya sedikit. Setelah harga dan ongkos menyesuaikan sendiri denga struktur permintaan baru, maka ekonomi akan mulai tumbuh lagi. Menurut Say, konsumen akan mulai membeli sampai buruh bekerja kembali dan produsen mulai menuai profit.
Analisis ini membuat Say berhasil membuat penemuan penting : produksi adalah penyebab konsumsi atau dengan kata lain, output yang meningkat akan memperbesar pengeluaran konsumen. Dalam kalimat asli Say, “ a product is no sooner created, thain it, from that instant, affords a market for other products to the full extent of its own value” (Say 1971:134). Ketika seorang penjual memproduksi dan menjual sebuah produk, penjual itu segera menjadi pembeli yang mempunyai pendapatan untuk dibalanjakkan. Untuk membeli, seseorang harus menjual dulu.
Ringkasnya hukum Say adalah sebagai berikut (Kusnendi .2002 : 45) :
·         Penawaran X menciptakan permintaan Y. Say mengilustrasikan hukum ini dengan kasus panen petani “ Semakin besat panennya, semakin besar jumlah pembelian yang dilakukan petani. Sebaliknya, panen yang buruk akan mengurangi penjualan komoditas pada umumnya” (1971: 135). Contoh lainnya: ketika muncul sebuah bisnis yang menguntungkan , maka bisnis yang menguntungkan, maka bisnis ini menciptakan pekerjaan dan permintaan barang dan jasa. Konsumsi yang meningkat pada akhirnya berasal dari penaawaran baru yakni usaha yang baru muncul tersebut.
·         Hukum Say memberikan landasan mengenai sisi penawaran agregat. Dikemukakan oleh Say : “Supply Creates its Own Demand”. Setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri, atau setiap barang yang diproduksi akan selalu ada yang membelinya.
·         Menurut hukum Say, setiap proses produksi akan menimbulkan dua akibat, yaitu menghasilkan output barang atau jasa ( Q ) dan juga pendapatan ( Y ) bagi para pemilik faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi tersebut. Jadi, Q = Y. Q akan dijual dipasar barang dan akan menimbulkan penawaran agregat
(Q =AS )
·         Dalam kerangka hukum Say, masyarakat membutuhkan uang bukan untuk dipegang sebagai bentuk kekayaan, tetapi masyarakat membutuhkan uang hanyalah sebagai alat untuk menentukanukuran nilai barang dan jasa ( unit of account) dan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran ( medium of exchange). Karena itu, setiap Y yang diterima oleh para pemilik faktor produksi akan selalu dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa, jadi menimbulkan permintaan agregat ( Y = AD )
·         Jadi, menurut hukum Say : Q = AS = Y, dan Y = AD, maka karena itu AS =AD.
·         Penawaran menciptakan permintaannya sendiri yang berarti pula setiap output yang dihasilkan akan selalu habis terjual. Dengan kata lain, AS akan selalu sama dengan AD.
·         Implikasinya output potensial = output actual, senjang PDB = 0, pengangguran sumberdaya tidak akan pernah terjadi dan ini berarti perekonomian akan selalu berada dalam kondisi pengerjaan penuh ( Full Employment )
Say benar. Menurut statistic lingkaran hidup bisnis, ketika penurunan dimulai, yang pertamakali turun adalah produksi mendahului konsumsi. Dan ketika ekonomi mulai pulih, pemulihan itu adalah karena produksi mulai meningkat, dan kemudian diikuti peningkatan konsumsi. Pertumbuhan ekonomi dimulai dengan peningkatan produktivitas, dan peningkatan produk baru serta pasar baru. Oleh karena itu, pengeluaran produksi selalu diatas pengeluaran konsumsi dank arena itu ia menjadi indikator utama.
Say Memperluas Argumennya Ke Pertumbuhan Ekonomi
Say memperluas argumennya ke pertumbuhan ekonomi. Kunci untuk kinerja ekonomi yang baik adalah mendororng produk baru yang lebih baik bukan sekedar meningkatkan konsumsi.
Kita bisa melihat kebenaran pandangan ini berdasarkan kasus individual. Kunci untuk menuju standard hidup yang lebih tinggi pertama- tama adalah menaikkan pendapatan anda ( yakni produktivitas anda) dengan mencari tambahan, pindah kerja, kembali kesekolah atau mulai menjalankan usaha. Cara menaikkan standard hidup dengan membelanjakan uang untuk membeli rumah yang lebih besar atau mobil baru, entah itu dengan mengambil dari tabungan anda atau berhutang, sebelum pendapatan anda meningkat adalah cara yang sungguh bodoh.  Anda mungkin bisa menikmati standard hidup yang tinggi untuk sementara, tetapi pada akhirnya anda harus menanggung akibatnya.
Menurut Say prinsip yang sama berlaku pada suatu bangsa. Penciptaan produk baru yang yang lebih baik akan membuka pasar baru dan menaikkan konsumsi. Oleh karena itu “mendorong konsumsi belaka tidak bermanfaat bagi perdagangan, karena kesulitannya terletak didalam penyediaan sarana, bukan menstimulasi keinginan untuk mengonsumsi dan kita telah melihat bahwa produksi akan memperbaiki sarana itu”. Kemudian dia menambahkan, “jadi, pemerintah yang baik akan menstimulasi produksi, sedangkan pemerintah yang buruk akan menstimulasi konsumsi” (1971:139).
Menabung adalah berkah bukan kutukan
Akibat dari hukum Say bahwa tabungan bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Dia menyangkal bahwa “ penghematan” bisa menurunkan pengeluaran dan output. Karena konsumsi berdasarkan definisinya adalah menggunakan utilitas, maka tabungan adalah cara pengeluaran yang lebih baik, karena ia dipakai dalam produksi barang capital dalam proses produksi selanjutnya. Jelas Say terpengaruh oleh gagasan pembelaan terhadap penghematan oleh Benjamin Franklin seperti yang tercermin dalam adagium semisal “satu penny yang ditabung sama dengan pendaptan satu penny”. Dan “uang melahirkan uang”.
Ekonomi yang berkembang selalu akan menghasilkan lebih banyak kekayaan ketimbang konsumsi. Sisanya adalah tabungan, yang akan dipakai untuk memproduksi barang investasi. Ingat, ada dua jenis produksi barang konsumen (konsumsi) dan produksi barang investasi (tabungan).
Ringkasan Hukum Say
Kates meringkaskan kesimpulan hukum pasar Say sebagai berikut (Kates 1998: 29) :
1.      Sebuah Negara tidak bisa punya terlalu banyak capital.
2.      Investasi adalah basis bagi pertumbuhan ekonomi.
3.      Konsumsi bukan hanya hanya tidak menambah kekayaan tetapi bahkan juga menghambat penambahan kekayaan
4.      Permintaan disebabkan oleh produksi
5.      Kekurangan permintaan (yakni over produksi) bukan penyebab gangguan perekonomian. Gangguan dalam perekonomian muncul hanya jika barang tidak diproduksi dalam proporsi yang tepat satu sama lain.
Kritik Terhadap Hukum Say
Pada tahun 1936 seorang ekonom dari inggris John Maynard Keynes mempublikasikan karya terbesarnya “ The General theory of employment, Interst and Money” yang berisi kritik umum terhadap CMT ( Classical macroeconomic Theory) yang diungkapkan diawal chapter 1 sebagai berikut :
I have called this book the General Theory….., placing the emphasis on the prefix general. The object of such a title is to contrast the character of my argument and conclusion with those of the classical theory…. i shall argue that the postulates of the classical theory are applicable to a special case only and not to general case…. Moreover, the characteristics of special case assumed by the classical theory happen not to be those of the economic society in which we actually live, with the result that its teaching is misleading and disastrous if we to apply it to the facts of experience                (Keynes, dalam Kusnendi 2002: 57)
Jadi, menurut Keynes, CMT ( Classical macroeconomic Theory) dibangun atas dasar asumsi- asumsi yang keliru, dank arena itu CMT ( Classical macroeconomic Theory) dapat menyesatkan jika diaplikasikan untuk memahami dinamika kehidupan ekonomi secara empiric.
Kritik Keynes terhadap CMT ( Classical macroeconomic Theory) selanjutnya dipaparkan dalam bukunya “The general theory” khususnya chapter 2 dibawah judul  : “ The Postulates of the Classical Economy”.
Intisarinya dapat dirangkum menjadi empat kritik utama sebagai berikut :
·         Neutrality of money assumption tidak realistis. Menurut Keynes uang tidak bersifat netral tetapi uang memiliki peran penting dalam dinamika kehidupan ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa, fungsi uang tidak hanya terbatas sebagai unit of account dan medium of exchange, tetapi juga berfungsi sebagai store of value ( alat untuk menimbun kekayaan). Uang dalam fungsinya sebagai store of value memiliki pengaruh tersendiri terhadap proses kehidupan ekonomi
·         Hukum say yang diyakini para ekonom klasik selalu menjamin terciptanya kondisi Full Employment dan menampik terjadinya pengangguran terpaksa (involuntary unemployment) ternyata tidak didukung fakta. Pengangguran yang terjadi secara umum pada masa depresi besar adalah cermin dari kurangnya kesempatan kerja dan bukan secara sukarela mau menganggur karena tidak bersedia menerima tingkat upah yang berlaku. Karena itu menurut Keynes pengangguran yang terjadi secara umum pada episode depresi besar itu tidak dapat dipandang sebagai pengangguran sukarela ( voluntary unemployment) tetapi lebih bersifat sebagai pengangguran terpaksa yang timbul sebagai akibat kurangnya kesempatan kerja, dan kurangnya kesempatan kerja ini sebagai cermin dari rendahnya permintaan agregat.
·         Keyakinan para ekonom klasik terhadap pasar tenaga kerja dengan persaingan sempurna dengan menjamin selalu ada fleksibilitas tingkat upah ternyata tidak sesuai dengan fakta. Kenyataanya mengindikasikan, pasar tenaga kerja tidak dalam kondisi persaingan sempurna, tetapi cenderung berada dalam kondisi tidak sempurna. Ketidaksempurnaan persaingan dipasar tenaga kerja ini ditunjukkan oleh semakin kuatnya kehadiran serikat kerja (labor union), dan implikasi dari kehadiran serikat kerja ini menyebabkan tingkat upah menjadi kaku. Dengan demikian menurut Keynes, asumsi CMT ( Classical macroeconomic Theory) mengenai fleksibilitas tingkat upah menjadi tidak realistis dank arena itu solusi CMT ( Classical macroeconomic Theory) untuk mengatasi pengangguran missal yang terjadi pada episode depresi besar dengan jalan “turunkan upah” menjadi tidak signifikan.
·         Kebijakan ekonomi CMT ( Classical macroeconomic Theory) yang dilandasi prinsip Laissez fairetidak dapat dipertahankan lagi. Upaya untuk meningkatkan volume kesempatan dan tingkat pendapatan nasional tidak dapat sepenuhnya diserahkan pada the invisible hand tetapi diperlukan intervensi pemerintah dalam bentuk kebijakan ekonomi makro tertentu, yaitu fiskal maupun moneter.
1.      2.      Frederic Bastiat, Pendukung Laissez Faire
Frederic Bastiat adalah pendukung kuat kebijakan perdagangan bebas dan laissez faire,  penentang sosilisme yang gigih, dan seorang ahli debat dan negarawan. Dia sering dibandingkan dengan Voltaire dan Franklin dalam hal integritas dan kejujurannya, dan dalam hal keanggunan pesan- pesannya.
Dengan menggunakan fabel yang menghibur, esais prancis ini menyerang segala macam bentuk statism- sosialisme, komunisme, utopianisme, dan merkantilisme. Dua esainya yang paling terkenal “ Petition of the Candle makers” dan “The Broken Window ”, masih dicetak ulang dan dijadikan acuan sampai saat ini. ( Bastiat 1995:1-50; Roche 19971: 51-53, dalam Mark Skousen. 2005: 73).
The New Palagrave menganggap Bastiat adalah “tak tertandingi dalam hal mengungkapkan kepalsuan” (Hebert 1987: 205, dalam Mark Skousen.2005 : 73).
Perjuangan demi kebebasan ekonomi dan politik masih menjadi perjuangan utama bagi Bastiat dan pengikut Say. Untuk menjaga warisan Say, Bastiat mulai menulis tentang perdagangan bebas. Pada 1846 dia pindah ke Paris dan mulai membentuk asosiasi perdagangan bebas di seluruh Negara, dengan meniru kaum reformis perdagangan di Inggris. Dia mempublikasikan libre echange, sebuah jurnal perdagangan bebas. Pada tahun yang sama dia menulis fabelnya yang paling terkenal “Petition of the Candle makers ” sebuah satire bagi kaum proteksionis
Revolusi 1848 dan Republik Prancis Kedua
Titik balik penting terjadi pada tahun 1848 ketika para petani Prancis memberontak melawan monarki Prancis, mengibarkan bendera merah tanda pembangkangan, dan melakukan pertempuran berdarah melawan Pasukan Pengawal Nasional. Massa menginginkan sosialisme, tetapi Bastiat menolak hal ini dan mengeluh : “ kita telah mencoba banyak hal; kapan kita mencoba hal yang paling sederhana: kebebasan?” ( Roche 1971:79, dalam Mark Skousen.2005 : 74).
Hasil dari revolusi 1848 adalah Republik Prancis kedua dan pemilihan umum yang demokratis. Bastiat terpilih menjadi anggota Majelis Nasional dan menjadi wakil Presiden komite keuangan majelis. Dia dikenang sebagai sosok kurus dan bungkuk yang duduk disebelah kiri, tempat kaum liberal dan radikal berada, sedangkan kaum konservatif berada disebelah kanan (inilah istilah khusus kiri dan kanan dalam politik ). Dia dengan penuh semangat menentang kebijakan sosialis dan komunis, dan dia merasa lebih nyaman duduk disebelah kiri. Dia membantah kaum sosialis yang tertutup, menentang pembubaran serikat perdagangan, atau deklarasi undang- undang darurat.
Salah satu kisah kiasan Bastiat adalah “ The Broken Window” yang dimuat dalam sebuah pamphlet yang berjudul “ what is Seen What is no Seen” yang ditulis pada 1850. Isinya tentang Jacques Bonhomme seorang warga yang gigih. Putranya yang kurang ajar memecahkan sebuah kaca jendela. Pada mulanya orang-orang yang menyaksikannya merasa simpati kepada Jacques yang harus membayar enam franc untuk mengganti kaca jendela itu.
Tetapi kemudian mereka mulai berpikir bahwa barangkali kaca jendela yang pecah adalah baik untuk bisnis. Bagaimanapun juga, “ apa jadinya nasib pembuat kaca jendela jika tak seorang pun memecahkan kaca jendela? ”. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah memecahkan kaca jendele itu “ akan melancarkan sirkulasi uang dan akibatnya mendorong produksi secara umum” ( Bastiat 1995: 2, dalam Mark Skousen.2005 : 76).
Bastiat menulis “ itulah yang terlihat”. Pengrusakkan itu mendorong peningkatan bisnis kaca jendela. Tetapi kemudian Bastiat bertanya, “ Apa yang tak terlihat?”. Dalam analisis tiga tingkat ini Bastiat menunjukkan bahwa Jacques Bonhomme tak lagi punya enam franc untuk membeli sepatu sendiri atau membeli buku untuk perpustakaannya.
Bastiat menyimpulkan “ mari kita pertimbangkan industry secara umum. Kaca jendela baru saja pecah, industry gelas mengalami peningkatan sebesar enam franc; itulah yang kelihatan. Jika jendela tidak pecah, industry sepatu atau industry lainnya akan mendapatkan peningkatan senilai enam franc, itulah yang tidak kelihatan”.
Pelajaran dari cerita ini adalah “ Pengrusakan tidaklah menguntungkan” (Bastiat 1995 : 2-3, dalam Mark Skousen.2005 : 76). Secara umum Bastiat membuat generalisasi tentang peran ekonomi dalam mengungkapkan kesalahan: “ hanya ada satu perbedaan antara seorang ekonom yang buruk dan ekonom yang baik: ekonom yang buruk hanya membatasi pada efek yang terlihat; ekonom yang baik mempertimbangkan baik itu efek yang terlihat maupun efek yang harus diperkirakan” ( Bastiat 1995: 1, dalam Mark Skousen.2005 : 76).
Bastiat Memperluas Perjuangan Menuju Kebebasan
Bastiat bukan sekedar jurnalis ekonomi. Dia juga seorang fisuf hukum yang banyak menulis tentang organisasi social yang paling sesuai untuk masyarakat dan pasar yang bebas. Karya utamanya adalahThe Law, sebuah pamphlet yang terbit pada bulan Juni 1850 (1996). Pada masa akhir hidupnya dia sangat produktif dalam menulis karena tahu bahwa usianya tidak akan lama lagi.
Menurut Bastiat, hukum adalah pembelaan negative yang sah untuk “kehidupan, kebebasan dan properti”. Peran pemerintah yang tepat adalah membela “ hak asasi yang diberikan oleh tuhan” yakni hak untuk hidup, bebas dan memiliki kekayaan, dan mencegah “ketidakadilan kekuasaan” ( Bastiat 1996:2, dalam Mark Skousen.2005 : 78). Kebebasan manusia harus diperluas seluas mungkin. “ setiap manusia berhak untuk menggunakan seluruh kemampuannya sepanjang dia tidak membahayakan atau mengganggu orang lain pada saat menggunakan kemampuannya itu” (1996:51). Kebebasan mencakup kebebasan mendapatkan pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, berdagang, dan berserikat (Halaman 62).
Apabila hak- hak ini dibela dengan benar, maka tidak ada batas untuk kemajuan dan kebahagiaan masyarakat. “ Ini adalah prinsip keadilan, perdamaian keetertiban, stabilitas, harmoni, dan logika… Dan jika setiap orang menikmati kebebasan untuk memanfaatkan kemampuannya dan keinginannya untuk bekerja, maka kemajuan social akan terus terjadi tanpa henti, tanpa hambatan dan tanpa kemunduran” (halaman 20, halaman 5). Lebih jauh “ setiap orang akan memperoleh harkat dan martabatnya yang sejati”. Kata Bastiat ( halaman 73 ). Dia bertanya “ Negara manakah yang penduduknya paling damai, paling bermoral, dan paling bahagia?” Jawabannya adalah Negara yang paling sedikit mencampuri urusan pribadi warganya, yang meminimalkan pajak, tariff dan regulasi, dan tidak merintangi kebebasan berbicara, bepergian, dan berserikat. ( Halaman 74 ).
Bastiat Memperingatkan Bahaya Perampasan Yang Legal
Menurut Bastiat  bahwa hukum telah dirusak oleh dua sebab “  keserakahan bodoh ” dan “ kedermawanan palsu”. Keserakahan menyebabkan public merampas hasil orang lain : “ Hukum mengambil property dari satu orang dan memberikannya kepada orang lain : hukum mengambil kekayaan semua orang dan memberikannya kepada segelintir orang” ( Halaman 13 ). Ringkasnya , hukum bukannya melindungi property tetapi justru merampasnya. Bastiat secara spesifik menyebut perbudakan dan tariff di Amerika Serikat sebagai contoh dari perampasan legal. “ Hukum telah menjadi instrument ketidakadilan” ( Halaman 15)
Menurut Bastiat, perampasan legal , “ Daya tarik sosialisme yang memikat”, muncul dalam banyak bentuk : “ tariff, proteksi, kepentingan, subsidi, dorongan, pajak progresif, sekolah umum, jaminan kerja, jaminan prifit, upah minimum, hak untuk istirahat, hak untuk mendapatkan alat kerja, kredit dan sebagainya” ( Halaman 18)
Bastiat juga memperingatkan adanya “ kedermawanan palsu”, yakni “sumbangan yang tidak sukarela”. Dia menentang segala bentuk pemaksaan sumbangan, pemaksaan pendidikan dan pemaksaan agama. ”kami tak mengakui bentuk asosiasi yang dipaksakan kepada kami, karena itu bukan asosiasi bebas”. Bastiat membedakan antara “pemerintah” , system yang dipaksakan, dan “masyarakat” sebuah jaringan sukarela. Dalam nada polemic, Bastiat mengatakan : “ kami tidak menyetujui pendidikan Negara. Karena itu orang sosialis mengatakan bahwa kami menentang semua pendidikan. Kami menentang agama Negara. Dan karena itu kaum sosialis mengatakan bahwa kami tidak menginginkan agama. Kami juga keberatan dengan kesetaraan yang dipaksakan oleh Negara. Dan karenanya mereka mengatakan bahwa kami menentang kesetaraan… kaum sosialis itu sepertinya menuduh bahwa kami tidak ingin orang- orang bisa makan karena kami tidak ingin Negara menanam gandum” ( Halaman 29).
Bastiat keberatan terhadap arogansi “ orang yang selalu ingin memperbaiki” tatanan social dengan memaksa semua orang patuh pada aturan dan regulasi yang berjubel-jubel, dan melemahkan kebebasan individu. Karena takut warga Negara yang bebas akan melemahkan mereka., “maka para legislator itu harus memmbuat rencana untuk menyelamatkan mereka dari diri mereka sendiri” (Halaman 63). Bastiat menulis kepada legislator yang bernafsu untuk menguasai semua orang: “ Ingatlah bahwa terkadang tanah,pasir ini dan pupuk yang kalian atur sesuka hati adalah manusia! Mereka seperti kalian! Mereka adalah manusia yang berakal dan bebas seperti diri kalian juga! Mereka juga diberi kemampuan oleh tuhan  kemampuan untuk melihat, menyusun rencana kedepan, berpikir dan menilai diri mereka sendiri !” ( Halaman 48).
Bastiat mengakhiri pamphlet ini dengan seruan untuk memperjuangkan kebebasan: “ Semoga mereka menolak system dan memperjuangkan kebebasan; sebab kebebasan adalah sama dengan beriman kepada Tuhan dan Karya-Nya”
Ekonomi Mencapai Puncaknya, Lalu Turun Kembali
Visi Adam Smith tidak pernah dibela oleh tokoh- tokoh Prancis yang lebih cerdas ketimbang pengikutnya, Turgot, Condillac, Say, Bastiat dan de Tocqueville dan Montequieu sebelum Smith. Mereka membawa doktrin tangan tak terlihat dan harmoni natural system pasar ke titik puncaknya. Tetapi, kisah ilmu ekonomi adalah kisah tentang pergeseran yang tak terduga dari dunia Adam Smith menuju kejalan gelap yang panjang. Yang menakjubkan , perjalanan pergeseran menjauh dari visi Adam Smith diawali oleh tulisan dua muridnya sendiri dinegerinya sendiri.
KESIMPULAN

·         Ekonom klasik Prancis Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat mengembangkan model klasik Adam Smith dan mempromosikannya sebagai model kemakmuran universal.
·         Say dan Bastiat mengemukakan banyak kemungkinan ekonomi industri yang bebas, yang dipimpin oleh para wiraswastawan.
·         Hukum pasar Say menjadi prinsip dasar makro ekonomi klasik dan ketelitiannya sangat terkenal dalam ilmu ekonomi dan tetap tak tertandingi sampai munculnya revolusi Keynesian pada abad selanjutnya.
·         Belum pernah ada eksponen perdagangan bebas yang paling terang- terangan ketimbang Frederic Bastiat.
·         Jean Baptiste Say seorang ahli ekonomi berkebangsaan prancis yang mengembangkan teori Adam Smith tentang pasar dalam bukunya yang berjudul “Traite d’economic politique
·         Say menyatakan bahwa selama setiap produk dapat ditukarkan dengan produk lain, maka setiap produk yang dipasarkan akan menciptakan penawarannya sendiri.
·         Pernyataan tentang adanya saling ketergantungan dalam sebuah perekonomian pertukaran sering juga disebut Hukum Say ( Say’s law). Prinsip tersebut telah digunakan untuk menyangkal kemungkinan krisis ekonomi sebagai akibat dari produksi yang berlebihan dari barang dan jasa secara umum, dan menyatakan bahwa perekonomian nasional secara otomatis akan mendekati posisi kesempatan kerja penuh.
·         Frederic Bastiat adalah pendukung kuat kebijakan perdagangan bebas dan laissez faire, penentang sosilisme yang gigih, dan seorang ahli debat dan negarawan.
               
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
·         Skousen, Mark. 2005. Sang Maestro Teori- Teori Ekonomi Modern. Jakarta : Prenada.
·         Kusnendi, Drs., M. Si. 2002. Teori Makroekonomi I model fluktuasi jangka pendek. Bandung : Laboraturium UPI bandung
·         Pass, Christoper & Lowes, Bryan. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Sumber internet :
·         www. wikipedia.com//laissez-faire.seri politik
Bottom of Form


Comments

Popular posts from this blog

Pengambil Harga (Price Taker) Dan Penentu Harga (Price Maker)

makalah sektor pertanian daerah pedesaan

Biaya Sosial dan Permasalahannya dalam Pengelolaan SDA