kaum klasik Laissez Faire dengan tokoh ekonomi Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat.
PEMBAHASAN
Perhatian terhadap
ekonomi sudah ada sejak beribu- ribu tahun yang lalu, tetapi kelahiran ekonomi
sebagai ilmu sejak terbitnya buku Adam Smith tahun 1776 yang berjudul An
Inquiry Into The nature And Causes of the Wealth on Nation, yang
kemudian Adam Smith dinobatkan sebagai bapak ilmu ekonomi.
Sejarah ekonomi
modern itu seperti kisah dengan plot yang cerdas, yang setara dengan plot kisah
novel historis terbaik. Alur ceritanya adalah kisah tentang perjuangan manusia
mencari kekayaan dan kemakmuran dan pencarian model ekonomi yang bisa memenuhi
kebutuhan manusia pada umumnya. Mempelajari sejarah pemikiran ekonomi
beertujuan agar kita dapat mengetahui perkembangan pemikiran ekonomi dan teori
ekonomi, member inspirasi, menanamkan sikap demokratik dan toleran.
Dalam makalah ini penulis
akan membahas mengenai sejarah pemikiran ekonomi kaum klasikLaissez
Faire dengan tokoh ekonomi Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat.
Filsafat kaum klasik
mengenai masyarakat, mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional dan
bertolak dari suatu metode alamiah. Klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam
arti luas, dengan perkataan lain secara normative. Politik ekonomi kaum klasik
merupakan politik ekonomi Laissez Faire.
Laissez Faire sebuah frase bahasa Prancis yang berarti
“biarkan terjadi’ ( secara harfiah berarti biarkan berbuat). Istilah ini
berasal dari diksi Prancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat
diabad ke-18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah dalam
perdagangan. Laissez Fairemenjadi sinonim untuk ekonomi pasar bebas
yang ketat selama awal dan pertengahan abad ke-19. Secara umum istilah ini
dimengerti sebagai sebuah doktrin ekonomi yang tidak menginginkan campur tangan
pemerintah dalam perekonomian.
Politik ini menunjukkan diri dalam tindakan – tindakan
yang dilakukan mazhab klasik, dan dengan keseimbangan yang bersifat otomatis,
dimana masyarakat senantiasa secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada
tingkat full employment. Asas pengaturan kehidupan
perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar.
Ruang lingkup
pemikiran ekonomi klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan
individu serta Negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah
mengkritik pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi
inti pengembangan kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada
prinsip Laissez Faire.
Koneksi Prancis :
Laissez Faire Avance
Ekonom klasik Prancis
Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat mengembangkan model klasik Adam Smith
dan mempromosikannya sebagai model kemakmuran universal. Say dan Bastiat
mengemukakan banyak kemungkinan ekonomi industri yang bebas, yang dipimpin oleh
para wiraswastawan. Hukum pasar Say menjadi prinsip dasar makro ekonomi klasik
dan ketelitiannya sangat terkenal dalam ilmu ekonomi dan tetap tak tertandingi
sampai munculnya revolusi Keynesian pada abad selanjutnya. Dan belum pernah ada
eksponen perdagangan bebas yang paling terang- terangan ketimbang Frederic
Bastiat.
Selain itu, para
ekonom Prancis mengklarifikasi dan mendukung banyak konsep yang dijelaskan
dalam The Wealth of Nations . Mereka juga menyusun prinsip-
prinsip ekonomi yang kuat berdasarkan karya Cantillon, Montesquieu, Turgot, dan
Condillac. Say dan Bastiat menolak gagasan teori nilai kerja dan eksploitas
buruh didalam kapitalisme pasar bebas.
Ekonom Prancis sudah
berkenalan dengan magnum opus Smith, sejak dia menghabiskan waktu di Prancis
menyiapkan bukunya dan berdiskusi dengan Quesnay, Turgot, dan Voltair.
Setelah The Wealth of Nations diterbitkan, orang- orang
Prancis berhasil mempopulerkan model usaha bebas dan perdagangan bebas ala
Smith keseluruh dunia Barat. Mereka menerjemahkan buku Smirth kedalam bahasa
Prancis, mempublikasikan ensiklopedi ekonomi pertama dan sejarah pemikiran
ekonomi pertama, dan menuis textbook pertama dalam ilmu
ekonomi, A Treatise on Political Ekonomy karya Say, yang
menjadi buku ajar utama di Eropa dan Amerika selama paruh pertama abad 19.
Banyak prinsip Smithian diadopsi oleh Alexis de Tocqueville dalam
karyanya yang berjudul Democracy in America. Sengkatnya,
aliran laissez faire Prancis mendominasi pemikiran
ekonomi Barat selama hampir setengah abad, dan dalam kasus hukum Say,
mendominasi sampai abad 20.
1.
1. Jean-
Baptiste Say
Tokoh terpenting
dalam drama Prancis adalah ekonom yang lahir Sembilan tahun sebelum The
Wealth of Nations dicetak. Menurut salah satu biografi (Palmer
1997, dalam buku Mark Skousen.2005:59), dalam usia 65 tahun Jean- Baptiste
Say (1767-1832) dikenal sebagai “ekonom yang hidup dimasa masa sulit”. Dia menyaksikan
Revolusi Amerika dan Prancis, kekuasaan politik Napoleon, dan hidup diawal
Revolusi industri. Dia menciptakan istilah “entrepreneur” yang kini
menjadi kata modern dalam ekonomi dan bisnis, dan Say sendiri juga
seorang entrepreneur. Dia diangkat menjadi Profesor ekonomi politik
di Prancis, menulis textbook yang sangat popular, dan
kini dia terkenal berkat “hukum pasar” nya sebuah teori ekonomi makro klasik
yang menitikberatkan pada produksi, perdagangan dan tabungan sebagai kunci-
kunci bagi pertumbuhan ekonomi dan konsumsi yang lebih tinggi.
Jean- Baptiste Say
dilahirkan di Lyon Prancis. Dia berasal dari keluarga Protestan di Prancis
Selatan, yang pindah ke Jenewa dan akhirnya menetap di Paris. Pada usia 15
tahun, pada masa puncak revolusi Prancis, dia sangat dipengaruhi oleh Autobiaography Benjamin
Franklin dan dia memuji Franklin sebagai model warga Negara dan memuji prinsip
penghematan, pendidikan dan kehidupan moral yang diajarkannya.
Jean- Baptiste Say
adalah pendukung utama Adam Smith tentang system persaingan ekonomi, kebebasan
ilmiah, dan pembatasan campur tangan pemerintah. Dia juga pembela
kapitalisme Laissez Faire yang gigih. Analisisnya bahkan lebih
dalam ketimbang analisis Adam Smith dan David Ricardo dan ia membangun landasan
baru dalam ekonomi klasik di empat bidang.
Empat kontribusi ini
adalah :
1.
Menyusun pengujian
teori dengan fakta dan observasi
2.
Menyusun teori
utilitas subjektif sebagai pengganti teori nilai kerja
3.
Gagasan tentang peran
vital entrepreneur
4.
Hukum pasar Say yang menjadi
landasa model makro dalam fluktuasi bisnis dan pertumbuhan ekonomi.
Pembahasan setiap
kontribusi Say :
Say Mengkritik
Teorisasi Abstrak
Jean- Baptiste Say
sangat prihatin dengan teorisasi ekonomi yang seperti berada di menara gading,
jauh dari kenyataan. Model yang dibangun memang belum tentu keliru. Say
mengatakan bahwa dia juga lebih memilih model yang tidak berbeda dengan
geometri, dimulai dengan “deduksi yang ketat dan fakta umum yang tak
terbantahkan…beberapa prinsip dasar, dan sejumlah akibat atau kesimpulan yang
ditarik dari prinsip- prinsip tersebut” (Say 1971 [1880] : xx,xxvi, dalam
Mark Skousen.2005 : 61). Tetapi menurutnya model ini harus selalu diuji
dengan uji observasi untuk mengetahui apakah model itu realistic dan benar atau
tidak. Menurut Say, semua teori dan model perlu terus menerus diuji dihadapan
fakta dan observasi.
Dia sangat
mencemaskan pengaruh dari sahabatnya, David Ricardo- salah satu tokoh utama
ekonomi klasik karena dalam buku On The Principles of Political Economy
and Taxation ( 1817 ). Tanpa menyebut- nyebut namanya, Say menuduh
Ricardo telah menciptakan model yang penuh dengan “penilaian yang serampangan”
dan menyusun “system sebelum fakta ditentukan” (halaman xvii). Akibatnya ilmu
ekonomi terseret kejalan yang berbahaya, termasuk teori nilai kerja. (
Metodologi abstrak ini sering disebut “Kejahatan Ricaardian”)
Say mengatakan “
Tidak ada yang lebih sia sia ketimbang ketidaksesuaian antara teori dan
praktek!”. Dalam tulisannya untuk Robert Malthus, Say mengatakan, “Lebih baik
berpegang pada fakta dan konsekuensinya disbanding pada silogisme”. Dia memuji
Adam Smith karena telah menyusun “prinsip ekonomi politik yang paling masuk
akal, didukung dengan ilustrasi yang jelas” dan dia menambahkan bahwa ekonom
seperti Ricardo yang tidak mendukung teorinya dengan fakta- fakta adalah
“pemimpi belaka yang teorinya paling banter hanya memenuhi keingintahuan
literer,dan tidak dapat diterapkan dalam praktek”
Dengan cara yang
sama, Say mencemaskan ekonomi matematika dan statistika. Dia menyatakan
kecemasannya bahwa “kita selalu disesatkan dalam ekonomi politik apabila kita
memandang fenomena berdasarkan perhitungan matematika” (Sowell 1987:249,
dalam Mark Skousen.2005 : 62)
Say menunjukkan sifat
subjektif dari penawaran dan permintaan dan bagaimana harga dan elastisitas
permintaan tidak pernah bisa diprediksi secara pasti. Dengan kata lain, ekonomi
adalah ilmu kualitatif, bukan kuantitatif dan karenanya tidak tunduk pada
kalkulasi matematika. Dia menggunakan contoh harga anggur untuk satu tahun
kedepan, dimana penawaran dan permintaan bervariasi dari tahun ke tahun.
Penawaran baru akan tergantung pada perubahan kekayaan, kualitasnya, kuantitas
persediaan yang masih ada, pasar capital, tingkat bunga, pasar ekspor dan
stabilitas hukum dan pemerintahan. Disisi permintaan , jumlah yang diminta akan
tergantung kepada perubahan “selera dan gaya hidup konsumen”, kondisi ekonomi
secara umum, minuman pengganti dan sebagainya. Ringkasnya, harga anggur tahun
depan tidak akan pernah bisa dikalkulasikan secara tepat. ( Say:
1971:xxvi-xxvii, dalam Mark Skousen.2005 : 63)
Dia juga mencemaskan
empirisme buta dan pengumpulan fakta statistic yang tidak dikaitkan denga
teori: “Tetapi pengetahuan tentang fakta- fakta, tanpa mengetahui relasi
mutualnya, tanpa menunjukkan mengapa yang satu adalah penyebab dan yang satunya
lagi adalah akibat, jelas tidak lebih baik ketimbang informasi mentah dari
seorang petugas klerek ” (Say 1971: xxi, dalam Mark Skousen.2005 : 63 )
Say memperkenalkan
Teori Nilai Alternatif
Say berbeda pendapat
dengan David Ricardo, salah seorang tokoh Inggris klasik, dalam soal besar
lainnya yaitu Teori Nilai Kerja. Ricardo yang dipengaruhi oleh Adam Smith,
mencari standard nilai yang tetap dan menemukannya dalam kerja. Tetapi
Say menuliskan dalam terjemahan Principles Ricardo “ ukuran
nilai yang tetap adalah tak masuk akal” ( Rothbard 1995: 19, dalam Mark
Skousen.2005: 63).
Sebaliknya, Say
mengambil pendekatan yang lebih positif dengan mengemukakan teori nilai
utilitas yang subjektif. Utilitas (utility), atau cara konsumen menilai
suatu barang atau jasa, menentukan produksinya. Produsen membuat nilai atau
utilitas dengan mengubah input menjadi output, yang cukup untuk menutup biaya.
Ekonom Prancis ini tidak mengungkapkan teori utilitas marginal dan mengakui
bahwa yang menentukan harga atau nilai barang atau jasa adalah utilitasnya
bukan biayanya.
Peran Entrepreneur (
Pengusaha )
Say menciptakan
istilah entrepreneur. Secara harfiah kata ini berarti “orang yang mengurus
kuburan”. Tetapi karena mengandung makna ambivalen, entrepreneur diterjemahkan
menjadi “petualang” yang menunjukkan citra petualang komersial atau petualang
kapitalis, yakni orang yang mengkombinasikan input capital, pengetahuan, dan
tenaga kerja untuk menghasilkan dan mengelola bisnis demi mendapatkan profit
(laba). Adam Smith adalah pengajar dan tak pernah menjalankan bisnis. Karena
tidak berpengalaman dalam bidang usaha, Smith meremehkan peran vital ini dalamWealth
of Nation. Tetapi Jean Baptise Say adalah seorang pengusaha atau entrepreneur,
yang memiliki pabrik kapas, dan karenanya dia memasukkan konsep ini sebagai
bagian penting dari model ekonominya.
Dalam Bab 7 buku II
“tentang distribusi” Say memperkenalkan konsep entrepreneur, “master agen” atau
“adventurer” sebagai agen ekonomi yang berbeda dengan tuan tanah,
buruh dan bahkan kapitalis. Entrepreneur bukan berarti dia sudah kaya sebab dia
mungkin bekerja dengan meminjam modal. Untuk sukses, kata Say, seorang
entrepreneur harus mempunyai “penilaian, ketabahan dan pengetahuan tentang
duania”. Dia harus melakukan estimasi dengan akurasi yang bisa diterima,
harus memahami arti penting dari produk spesifik, perkiraan jumlah permintaan
dan alat- alat produksi, terkadang dia harus mem[pekerjakan banyak orang,
terkadang dia harus membeli atau memesan bahan baku, mengumpulkan buruh,
mencari konsumen, dan member perhatian penuh kepada pesanan dan koondisi
perekonomian. Ringkasanya dia harus mempunyai ilmu seni mengawasi dan
administrasi. Dia harus mau “mengambil resiko” dan harus sadar bahwa selalu ada
“ kemungkinan gagal”. Tetapi jika sukses, “kelompok produsen macam ini… akan
mengumpulkan kekayaan yang sangat banyak” ( Say 1971: 329-32, dalam
Mark Skousen.2005 : 64 ).
Say mencatat bahwa
entrepreneur “menggeser sumber daya ekonomi dari area produktivitas yang rendah
menuju ke area produktivitas yang tinggi dan lebih besar hasilnya” ( Drucker
1985:21, dalam Mark Skousen : 64 ). Entrepreneur adalah pencari profit
maksimal dengan mencari peluang yang besar.
Baru belakangan ini
“entrepreneur” Say kembali bermunculan dalam textbooks. Selama
bertahun tahun, konsep ini hampir lenyap dalam buku ajar ekonomi terutama dalam
model “persaingan sempurna” yang mendominasi profesi ekonomi di abad 20 (
terutama dibawah pengaruh model keseimbangan umum dari ekonom Prancis Leon
Waras ).
Didalam model
keseimbangan umum, tidak ada perbedaan produk dan tidak ada variasi harga.
Semua produk adalah generic. Ada banyak pembeli dan penjual sehingga tak
satupun yang bisa mempengaruhi harga.
Jelas, dalam model
keseimbangan umum semacam ini tidak banyak dibutuhkan entrepreneur untuk
menciptakan produk baru atau beriklan. Inovasi, fisik, kreativitas, dan
pengambilan resiko tidak dibutuhkan. Menurut penulis Edwin Dolan dan David
Lindsey, “ tidak ada cara untuk menggambarkan perilaku kewirausahaaan
(entrepreneurship) secara persis dalam bentuk persamaan atau grafis, karena
gagasan kewirausahaan itu sendiri adalah gagasan tentang perubahan,
ketidakpastian dan inovasi” (1988:603). Dolan adalah salah salah seorang
penulis textbooks pertama yang berusaha memasukan peran
entrepreneur dalam analisi ekonomi.
Sejarawan ekonomi
Mark Blaug menulis, “ dewasa ini mahasiswa yang menghabiskan waktu beberapa
tahun mempelajari ekonomi tapi tidak mengenal istilah entrepreneur adalah
memalukan” (1986:229, dalam Mark Skousen.2005: 65).
Economics
History karya Mark
Blaug diterbitkan pada 1986, dan sejak itu buku ajar ekonmi yang terbit banyak
mengalami perubahan. Sekarang ini entrepreneurship dimasukkan sebagai salah
astu faktor produksi disamping tanah, tenaga kerja, dan capital atau modal.
Entrepreneur bertanggungjawab untuk memadukan jumlah tanah yang pas, tenaga
kerja dan capital untuk mmembuat produk atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh
konsumen.
Penyelamatan Aliran
Austria
Konsep entrepreneur
Say diselamatkan oleh aliran Austria dan karenanya kini banyak bermunculan
dalam buku ajar ekonomi. Joseph Schumpeter, seorang Profesor Harvad kelahiran
Austria terkenal karena membahas entrepreneur sebagai figure sentral dalam
meningkatkan kekayaan bangsa dan menciptakan ketidakseimbangan (disequilibrium)
dinamis dalm ekonmi global. Melalui proses “ destruksi kreatif”, entrepreneur
terus menerus mengubah lanskap perekonomian menjadi lebih baik. Schumpeter
menolak “abad emas persaingan sempurna imajiner” dan mengatakan bahwa
persaingan sempurna adalah “mustahil dan buruk, dan tidak layak dijadikan
sebagai model efisiensi yang ideal” (Schumpeter 1950:106, dalam Mark
Skousen.2005 : 65). Menghilangkan entrepreneur dalam proses kompetitif
adalah samadengan menghilangkan tokoh pangeran Denmark dari kisah Hamlet karya
Shakespeare (1950:86).
Israel kirzner,
ekonom Austri kelahiran Amrika yang mengajar di New York University, telah
menghabiskan sebagian besar kariernya untuk mempelajari entrepreneurship dan peran
pentingnya dalam ekonomi. Seperti Schumpeter, Kirzner mengkritik teori
perusahaan modern dengan mengatakan, “model persaingan sempurna gagal membantu
kita memahami proses pasar” (Kirzner 1973:8). Scunpeter menekankan bagaimana
entrepreneur bergerak menjauh dari equilibrium, sedangkan Kirzner memfokuskan
pada “proses penemuan” yang denganya entrepreneur menemukan kesalahan dan
peluang baru yang menguntungkan dank arena out menggerakan psaar menuju ke
keseimbangan. (1973: 72-75)
Terakhir, Peter F
Drucker, guru manajemen kelahiran Austria, telah menulis banyak tentang
entrepreneurship dalam dunia bisnis. Drucker memperluas pandanag Schumpeter
tentang entrepreneur sebagai pengganggu dalam perusahaan dan ekonomi, orang
yang mencoba produk baru dan proses baru membuat kesalahan dan belajar dari
kesalahan kesalahan. Seperti Say, Drucker melihat entrepreneur sebagai investor
disekto ekonomi yang memperlihatkan potensi diatas rata-rata. Entrepreneur
adalah “pencari peluang” ( Drucker 1985, dalam Mark Skousen.2005 : 66).
Tetapi, meskipun
telah banyak yang membahas entrepreneurship, buku buku teks ekonomi masih
menggunakan model kesseimbangan ekonomi, yang menganggap perusahaan inovatif
yang berusaha memonopoli pasar sebagai tidak efisien.
Hukum Pasar Say
Selain memperkenalkan
entrepreneurship sebagai actor penting dari produksi, Say juga sangat terkenal
karena mengembangkan model klasik ekonomi makro, yang dikenal sebagai hukum
pasar Say.
Hukum Say sering
dikutip sebagai “ Penawaran menciptakan permintaannya sendiri”, sebuah frase
yang membuat banyak mahasiswa ekonomi yang terpengaruh oleh pemikiran
Keynes memandangnya bersifat paradox dan kontra-intuitif “ Apakah bukan
sebaliknya?” Tanya mereka “ bukankah permintaanlah yang menciptakan penawaran?”
Sebenarnya bukan Say
sendiri, tetapi John Maynard Keynes-lah yang mendefinisikan hukum Say sebagai “
Penawaran yang menciptakan permintaannya sendiri” dalam The General
Theory (1973:18). Dewasa ini banyak ekonom setuju bahwa Keynes telah
mendistorsi makna dan implikasi dari hukum Say. Seperti dikatakan oleh ekonom
Austria Steven Kates yang telah menulis buku tentang soal ini, “Keynes…
menyalahpahami dan menyalahartikan hukum Say… ini adalah warisan Keynes yang
paling awet dan warisan ini telah merusak teori ekonomi sampai hari ini ”.
( Kates 1998: 1, dalam Mark Skousen.2005 : 66). lebih
lengkapnya lihat Bab 13 dalam buku Mark Skousen. Keynes bahkan tak pernah
mengutip Say secara langsung, dan beberapa sejarawan menduga bahwa Keynes
sebenarnya tak pernah membaca karya Say dan dia hanya mengandalkan pada
komentar Ricardo dan Marshall terhadap hukum pasar Say.
Say Mengungkapkan
Kesalahan dan Menemukan Hukum Baru
Hukum Say lebih
mendalam ketimbang pernyataan “penawaran menciptakan permintaanya sendiri”.
Untuk memahami makna
luas dari hukum Say, kita pertama- tama harus memeriksa asal usul dari prinsip
ini. Salah sati isu utama diabad 18 (seperti dkhususkan dalam Bab 1) adalah
doktrin merkantilis bahwa uang, terutama penemuan emas dan perak, serta
keseimbangan perdagangan, menghasilkan kekayaan dan pertumbuhan ekonomi. Selama
system ekonomi periodic dan depresi, orang orang secara konstan mengeluhkan
kurangnya uang. Solusi untuk mengatasi kesulitan ekonnomi itu tampaknya
sederhana yaitu mencari lebih banyak uang dan membelanjakanya, dan ekonomi akan
pulih kembali.
Dalam Bab 15 dari
bukunya, Say menyerang doktrin kelangkaan uang ini dengan menunjukkan bahwa
yang menciptakan permintaan bukan uang melainkan produk barang dan jasa. Uang
hanyalah mekanisme pertukaran, dan penyebab ril dari depresi ekonomi bukanlah
kekurangan uang, tetapi kurangnya penjualan oleh petani, pengusaha pabrik, dan
produsen barang dan jasa lainnya. Seperti dikatakan oleh Say, “penjualan tidak
bisa dikatakan sepi karena uang langka, tetapi karena produk lainnya menurun…
atau, menggunakan kalimat yang lebih usang, orang lebih sedikit membeli karena
mereka hanya mendpat keuntungan sedikit ” ( Say 1971: 134). Dalam edisi
sebelumnya saya mengatakan bahwa “yang memfasilitasi penjualan bukanlah
melimpahya uang, melainkan banyaknya produk lain pada umumnya… uang berperan
tidak lebih dari saluran dalam pertukaran ganda ini. Ketika pertukaran selesai,
yang terjadi adalah seseorang membayar suatu produk dengan produk” (Kates
1998: 23, dalam buku Mark Skousen.2005 : 67).
Say menyangkal bahwa
Say ada “kelebihan produksi” atau “kelebihan persediaan” dalam penurunan
ekonomi, tetapi dia mengatakan bahwa (Dalam kondisi penurunan itu) produksi
telah “salah diarahakn”. Ada terlalu banyak produk yang dihasilkan padahal
permintaanya sedikit. Setelah harga dan ongkos menyesuaikan sendiri denga
struktur permintaan baru, maka ekonomi akan mulai tumbuh lagi. Menurut Say,
konsumen akan mulai membeli sampai buruh bekerja kembali dan produsen mulai
menuai profit.
Analisis ini membuat
Say berhasil membuat penemuan penting : produksi adalah penyebab konsumsi atau
dengan kata lain, output yang meningkat akan memperbesar pengeluaran konsumen.
Dalam kalimat asli Say, “ a product is no sooner created, thain it,
from that instant, affords a market for other products to the full extent of
its own value” (Say 1971:134). Ketika seorang penjual memproduksi dan
menjual sebuah produk, penjual itu segera menjadi pembeli yang mempunyai
pendapatan untuk dibalanjakkan. Untuk membeli, seseorang harus menjual dulu.
Ringkasnya hukum Say
adalah sebagai berikut (Kusnendi .2002 : 45) :
·
Penawaran X
menciptakan permintaan Y. Say mengilustrasikan hukum ini dengan kasus panen
petani “ Semakin besat panennya, semakin besar jumlah pembelian yang dilakukan
petani. Sebaliknya, panen yang buruk akan mengurangi penjualan komoditas pada
umumnya” (1971: 135). Contoh lainnya: ketika muncul sebuah bisnis yang
menguntungkan , maka bisnis yang menguntungkan, maka bisnis ini menciptakan
pekerjaan dan permintaan barang dan jasa. Konsumsi yang meningkat pada akhirnya
berasal dari penaawaran baru yakni usaha yang baru muncul tersebut.
·
Hukum Say memberikan
landasan mengenai sisi penawaran agregat. Dikemukakan oleh Say : “Supply
Creates its Own Demand”. Setiap penawaran akan menciptakan permintaannya
sendiri, atau setiap barang yang diproduksi akan selalu ada yang membelinya.
·
Menurut hukum Say,
setiap proses produksi akan menimbulkan dua akibat, yaitu menghasilkan output
barang atau jasa ( Q ) dan juga pendapatan ( Y ) bagi para pemilik faktor
produksi yang terlibat dalam proses produksi tersebut. Jadi, Q = Y. Q akan
dijual dipasar barang dan akan menimbulkan penawaran agregat
(Q =AS )
·
Dalam kerangka hukum
Say, masyarakat membutuhkan uang bukan untuk dipegang sebagai bentuk kekayaan,
tetapi masyarakat membutuhkan uang hanyalah sebagai alat untuk menentukanukuran
nilai barang dan jasa ( unit of account) dan sebagai alat untuk
mempermudah pertukaran ( medium of exchange). Karena itu, setiap Y
yang diterima oleh para pemilik faktor produksi akan selalu dibelanjakan untuk
membeli barang dan jasa, jadi menimbulkan permintaan agregat ( Y = AD )
·
Jadi, menurut hukum
Say : Q = AS = Y, dan Y = AD, maka karena itu AS =AD.
·
Penawaran menciptakan
permintaannya sendiri yang berarti pula setiap output yang dihasilkan akan
selalu habis terjual. Dengan kata lain, AS akan selalu sama dengan AD.
·
Implikasinya output
potensial = output actual, senjang PDB = 0, pengangguran sumberdaya tidak akan
pernah terjadi dan ini berarti perekonomian akan selalu berada dalam kondisi
pengerjaan penuh ( Full Employment )
Say benar. Menurut
statistic lingkaran hidup bisnis, ketika penurunan dimulai, yang pertamakali
turun adalah produksi mendahului konsumsi. Dan ketika ekonomi mulai pulih,
pemulihan itu adalah karena produksi mulai meningkat, dan kemudian diikuti
peningkatan konsumsi. Pertumbuhan ekonomi dimulai dengan peningkatan
produktivitas, dan peningkatan produk baru serta pasar baru. Oleh karena itu,
pengeluaran produksi selalu diatas pengeluaran konsumsi dank arena itu ia
menjadi indikator utama.
Say Memperluas
Argumennya Ke Pertumbuhan Ekonomi
Say memperluas
argumennya ke pertumbuhan ekonomi. Kunci untuk kinerja ekonomi yang baik adalah
mendororng produk baru yang lebih baik bukan sekedar meningkatkan konsumsi.
Kita bisa melihat
kebenaran pandangan ini berdasarkan kasus individual. Kunci untuk menuju
standard hidup yang lebih tinggi pertama- tama adalah menaikkan pendapatan anda
( yakni produktivitas anda) dengan mencari tambahan, pindah kerja, kembali
kesekolah atau mulai menjalankan usaha. Cara menaikkan standard hidup dengan
membelanjakan uang untuk membeli rumah yang lebih besar atau mobil baru, entah
itu dengan mengambil dari tabungan anda atau berhutang, sebelum pendapatan anda
meningkat adalah cara yang sungguh bodoh. Anda mungkin bisa menikmati
standard hidup yang tinggi untuk sementara, tetapi pada akhirnya anda harus
menanggung akibatnya.
Menurut Say prinsip
yang sama berlaku pada suatu bangsa. Penciptaan produk baru yang yang lebih
baik akan membuka pasar baru dan menaikkan konsumsi. Oleh karena itu “mendorong
konsumsi belaka tidak bermanfaat bagi perdagangan, karena kesulitannya terletak
didalam penyediaan sarana, bukan menstimulasi keinginan untuk mengonsumsi dan
kita telah melihat bahwa produksi akan memperbaiki sarana itu”. Kemudian dia
menambahkan, “jadi, pemerintah yang baik akan menstimulasi produksi, sedangkan
pemerintah yang buruk akan menstimulasi konsumsi” (1971:139).
Menabung adalah
berkah bukan kutukan
Akibat dari hukum Say
bahwa tabungan bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Dia menyangkal bahwa “
penghematan” bisa menurunkan pengeluaran dan output. Karena konsumsi
berdasarkan definisinya adalah menggunakan utilitas, maka tabungan adalah cara
pengeluaran yang lebih baik, karena ia dipakai dalam produksi barang capital
dalam proses produksi selanjutnya. Jelas Say terpengaruh oleh gagasan pembelaan
terhadap penghematan oleh Benjamin Franklin seperti yang tercermin dalam
adagium semisal “satu penny yang ditabung sama dengan pendaptan satu penny”.
Dan “uang melahirkan uang”.
Ekonomi yang
berkembang selalu akan menghasilkan lebih banyak kekayaan ketimbang konsumsi.
Sisanya adalah tabungan, yang akan dipakai untuk memproduksi barang investasi.
Ingat, ada dua jenis produksi barang konsumen (konsumsi) dan produksi barang
investasi (tabungan).
Ringkasan Hukum Say
Kates meringkaskan
kesimpulan hukum pasar Say sebagai berikut (Kates 1998: 29) :
1.
Sebuah Negara tidak
bisa punya terlalu banyak capital.
2.
Investasi adalah basis
bagi pertumbuhan ekonomi.
3.
Konsumsi bukan hanya
hanya tidak menambah kekayaan tetapi bahkan juga menghambat penambahan kekayaan
4.
Permintaan disebabkan
oleh produksi
5.
Kekurangan permintaan
(yakni over produksi) bukan penyebab gangguan perekonomian. Gangguan dalam
perekonomian muncul hanya jika barang tidak diproduksi dalam proporsi yang
tepat satu sama lain.
Kritik Terhadap Hukum
Say
Pada tahun 1936
seorang ekonom dari inggris John Maynard Keynes mempublikasikan karya
terbesarnya “ The General theory of employment, Interst and Money”
yang berisi kritik umum terhadap CMT ( Classical macroeconomic Theory)
yang diungkapkan diawal chapter 1 sebagai berikut :
I have called this
book the General Theory….., placing the emphasis on the prefix general. The
object of such a title is to contrast the character of my argument and
conclusion with those of the classical theory…. i shall argue that the
postulates of the classical theory are applicable to a special case only and
not to general case…. Moreover, the characteristics of special case assumed by
the classical theory happen not to be those of the economic society in which we
actually live, with the result that its teaching is misleading and disastrous
if we to apply it to the facts of experience (Keynes,
dalam Kusnendi 2002: 57)
Jadi, menurut Keynes,
CMT ( Classical macroeconomic Theory) dibangun atas dasar asumsi-
asumsi yang keliru, dank arena itu CMT ( Classical macroeconomic Theory)
dapat menyesatkan jika diaplikasikan untuk memahami dinamika kehidupan ekonomi
secara empiric.
Kritik Keynes
terhadap CMT ( Classical macroeconomic Theory) selanjutnya
dipaparkan dalam bukunya “The general theory” khususnya chapter 2
dibawah judul : “ The Postulates of the Classical Economy”.
Intisarinya dapat
dirangkum menjadi empat kritik utama sebagai berikut :
·
Neutrality of money
assumption tidak realistis. Menurut
Keynes uang tidak bersifat netral tetapi uang memiliki peran penting dalam
dinamika kehidupan ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa, fungsi uang
tidak hanya terbatas sebagai unit of account dan medium
of exchange, tetapi juga berfungsi sebagai store of value (
alat untuk menimbun kekayaan). Uang dalam fungsinya sebagai store of
value memiliki pengaruh tersendiri terhadap proses kehidupan ekonomi
·
Hukum say yang diyakini para ekonom klasik selalu menjamin
terciptanya kondisi Full Employment dan menampik terjadinya
pengangguran terpaksa (involuntary unemployment) ternyata tidak didukung
fakta. Pengangguran yang terjadi secara umum pada masa depresi besar adalah
cermin dari kurangnya kesempatan kerja dan bukan secara sukarela mau menganggur
karena tidak bersedia menerima tingkat upah yang berlaku. Karena itu menurut
Keynes pengangguran yang terjadi secara umum pada episode depresi besar itu
tidak dapat dipandang sebagai pengangguran sukarela ( voluntary
unemployment) tetapi lebih bersifat sebagai pengangguran terpaksa yang
timbul sebagai akibat kurangnya kesempatan kerja, dan kurangnya kesempatan
kerja ini sebagai cermin dari rendahnya permintaan agregat.
·
Keyakinan para ekonom
klasik terhadap pasar tenaga kerja dengan persaingan sempurna dengan menjamin
selalu ada fleksibilitas tingkat upah ternyata tidak sesuai dengan fakta.
Kenyataanya mengindikasikan, pasar tenaga kerja tidak dalam kondisi persaingan
sempurna, tetapi cenderung berada dalam kondisi tidak sempurna.
Ketidaksempurnaan persaingan dipasar tenaga kerja ini ditunjukkan oleh semakin
kuatnya kehadiran serikat kerja (labor union), dan implikasi dari
kehadiran serikat kerja ini menyebabkan tingkat upah menjadi kaku. Dengan
demikian menurut Keynes, asumsi CMT ( Classical macroeconomic Theory)
mengenai fleksibilitas tingkat upah menjadi tidak realistis dank arena itu
solusi CMT ( Classical macroeconomic Theory) untuk mengatasi
pengangguran missal yang terjadi pada episode depresi besar dengan jalan
“turunkan upah” menjadi tidak signifikan.
·
Kebijakan ekonomi CMT
( Classical macroeconomic Theory) yang dilandasi prinsip Laissez
fairetidak dapat dipertahankan lagi. Upaya untuk meningkatkan volume
kesempatan dan tingkat pendapatan nasional tidak dapat sepenuhnya diserahkan
pada the invisible hand tetapi diperlukan intervensi pemerintah dalam bentuk
kebijakan ekonomi makro tertentu, yaitu fiskal maupun moneter.
1.
2. Frederic
Bastiat, Pendukung Laissez Faire
Frederic Bastiat
adalah pendukung kuat kebijakan perdagangan bebas dan laissez
faire, penentang sosilisme yang gigih, dan seorang ahli debat
dan negarawan. Dia sering dibandingkan dengan Voltaire dan Franklin dalam hal
integritas dan kejujurannya, dan dalam hal keanggunan pesan- pesannya.
Dengan menggunakan
fabel yang menghibur, esais prancis ini menyerang segala macam bentuk statism-
sosialisme, komunisme, utopianisme, dan merkantilisme. Dua esainya yang paling
terkenal “ Petition of the Candle makers” dan “The Broken Window ”,
masih dicetak ulang dan dijadikan acuan sampai saat ini. ( Bastiat
1995:1-50; Roche 19971: 51-53, dalam Mark Skousen. 2005: 73).
The New
Palagrave menganggap Bastiat
adalah “tak tertandingi dalam hal mengungkapkan kepalsuan” (Hebert 1987:
205, dalam Mark Skousen.2005 : 73).
Perjuangan demi
kebebasan ekonomi dan politik masih menjadi perjuangan utama bagi Bastiat dan
pengikut Say. Untuk menjaga warisan Say, Bastiat mulai menulis tentang
perdagangan bebas. Pada 1846 dia pindah ke Paris dan mulai membentuk asosiasi
perdagangan bebas di seluruh Negara, dengan meniru kaum reformis perdagangan di
Inggris. Dia mempublikasikan libre echange, sebuah jurnal
perdagangan bebas. Pada tahun yang sama dia menulis fabelnya yang paling
terkenal “Petition of the Candle makers ” sebuah satire bagi kaum
proteksionis
Revolusi 1848 dan
Republik Prancis Kedua
Titik balik penting
terjadi pada tahun 1848 ketika para petani Prancis memberontak melawan monarki
Prancis, mengibarkan bendera merah tanda pembangkangan, dan melakukan
pertempuran berdarah melawan Pasukan Pengawal Nasional. Massa menginginkan
sosialisme, tetapi Bastiat menolak hal ini dan mengeluh : “ kita telah mencoba
banyak hal; kapan kita mencoba hal yang paling sederhana: kebebasan?” ( Roche
1971:79, dalam Mark Skousen.2005 : 74).
Hasil dari revolusi
1848 adalah Republik Prancis kedua dan pemilihan umum yang demokratis. Bastiat
terpilih menjadi anggota Majelis Nasional dan menjadi wakil Presiden komite
keuangan majelis. Dia dikenang sebagai sosok kurus dan bungkuk yang duduk
disebelah kiri, tempat kaum liberal dan radikal berada, sedangkan kaum
konservatif berada disebelah kanan (inilah istilah khusus kiri dan kanan dalam
politik ). Dia dengan penuh semangat menentang kebijakan sosialis dan komunis,
dan dia merasa lebih nyaman duduk disebelah kiri. Dia membantah kaum sosialis
yang tertutup, menentang pembubaran serikat perdagangan, atau deklarasi undang-
undang darurat.
Salah satu kisah
kiasan Bastiat adalah “ The Broken Window” yang dimuat dalam sebuah
pamphlet yang berjudul “ what is Seen What is no Seen” yang ditulis
pada 1850. Isinya tentang Jacques Bonhomme seorang warga yang gigih. Putranya
yang kurang ajar memecahkan sebuah kaca jendela. Pada mulanya orang-orang yang
menyaksikannya merasa simpati kepada Jacques yang harus membayar enam franc
untuk mengganti kaca jendela itu.
Tetapi kemudian
mereka mulai berpikir bahwa barangkali kaca jendela yang pecah adalah baik
untuk bisnis. Bagaimanapun juga, “ apa jadinya nasib pembuat kaca jendela jika
tak seorang pun memecahkan kaca jendela? ”. Orang-orang mulai bertanya-tanya
apakah memecahkan kaca jendele itu “ akan melancarkan sirkulasi uang dan
akibatnya mendorong produksi secara umum” ( Bastiat 1995: 2, dalam Mark
Skousen.2005 : 76).
Bastiat menulis “
itulah yang terlihat”. Pengrusakkan itu mendorong peningkatan bisnis kaca
jendela. Tetapi kemudian Bastiat bertanya, “ Apa yang tak terlihat?”. Dalam
analisis tiga tingkat ini Bastiat menunjukkan bahwa Jacques Bonhomme tak lagi
punya enam franc untuk membeli sepatu sendiri atau membeli buku untuk
perpustakaannya.
Bastiat menyimpulkan
“ mari kita pertimbangkan industry secara umum. Kaca jendela baru saja pecah,
industry gelas mengalami peningkatan sebesar enam franc; itulah yang kelihatan.
Jika jendela tidak pecah, industry sepatu atau industry lainnya akan
mendapatkan peningkatan senilai enam franc, itulah yang tidak kelihatan”.
Pelajaran dari cerita
ini adalah “ Pengrusakan tidaklah menguntungkan” (Bastiat 1995 : 2-3, dalam
Mark Skousen.2005 : 76). Secara umum Bastiat membuat generalisasi tentang
peran ekonomi dalam mengungkapkan kesalahan: “ hanya ada satu perbedaan antara
seorang ekonom yang buruk dan ekonom yang baik: ekonom yang buruk hanya
membatasi pada efek yang terlihat; ekonom yang baik mempertimbangkan baik itu
efek yang terlihat maupun efek yang harus diperkirakan” ( Bastiat 1995:
1, dalam Mark Skousen.2005 : 76).
Bastiat Memperluas
Perjuangan Menuju Kebebasan
Bastiat bukan sekedar
jurnalis ekonomi. Dia juga seorang fisuf hukum yang banyak menulis tentang
organisasi social yang paling sesuai untuk masyarakat dan pasar yang bebas.
Karya utamanya adalahThe Law, sebuah pamphlet yang terbit pada bulan
Juni 1850 (1996). Pada masa akhir hidupnya dia sangat produktif dalam menulis
karena tahu bahwa usianya tidak akan lama lagi.
Menurut Bastiat,
hukum adalah pembelaan negative yang sah untuk “kehidupan, kebebasan dan
properti”. Peran pemerintah yang tepat adalah membela “ hak asasi yang
diberikan oleh tuhan” yakni hak untuk hidup, bebas dan memiliki kekayaan, dan
mencegah “ketidakadilan kekuasaan” ( Bastiat 1996:2, dalam
Mark Skousen.2005 : 78). Kebebasan manusia harus diperluas seluas mungkin.
“ setiap manusia berhak untuk menggunakan seluruh kemampuannya sepanjang dia
tidak membahayakan atau mengganggu orang lain pada saat menggunakan
kemampuannya itu” (1996:51). Kebebasan mencakup kebebasan mendapatkan
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, berdagang, dan berserikat (Halaman 62).
Apabila hak- hak ini
dibela dengan benar, maka tidak ada batas untuk kemajuan dan kebahagiaan
masyarakat. “ Ini adalah prinsip keadilan, perdamaian keetertiban, stabilitas,
harmoni, dan logika… Dan jika setiap orang menikmati kebebasan untuk
memanfaatkan kemampuannya dan keinginannya untuk bekerja, maka kemajuan social
akan terus terjadi tanpa henti, tanpa hambatan dan tanpa kemunduran” (halaman
20, halaman 5). Lebih jauh “ setiap orang akan memperoleh harkat dan
martabatnya yang sejati”. Kata Bastiat ( halaman 73 ). Dia bertanya “ Negara
manakah yang penduduknya paling damai, paling bermoral, dan paling bahagia?”
Jawabannya adalah Negara yang paling sedikit mencampuri urusan pribadi
warganya, yang meminimalkan pajak, tariff dan regulasi, dan tidak merintangi
kebebasan berbicara, bepergian, dan berserikat. ( Halaman 74 ).
Bastiat Memperingatkan
Bahaya Perampasan Yang Legal
Menurut Bastiat
bahwa hukum telah dirusak oleh dua sebab “ keserakahan bodoh ” dan
“ kedermawanan palsu”. Keserakahan menyebabkan public merampas hasil orang lain
: “ Hukum mengambil property dari satu orang dan memberikannya kepada orang
lain : hukum mengambil kekayaan semua orang dan memberikannya kepada segelintir
orang” ( Halaman 13 ). Ringkasnya , hukum bukannya melindungi property tetapi
justru merampasnya. Bastiat secara spesifik menyebut perbudakan dan tariff di
Amerika Serikat sebagai contoh dari perampasan legal. “ Hukum telah menjadi
instrument ketidakadilan” ( Halaman 15)
Menurut Bastiat,
perampasan legal , “ Daya tarik sosialisme yang memikat”, muncul dalam banyak
bentuk : “ tariff, proteksi, kepentingan, subsidi, dorongan, pajak progresif,
sekolah umum, jaminan kerja, jaminan prifit, upah minimum, hak untuk istirahat,
hak untuk mendapatkan alat kerja, kredit dan sebagainya” ( Halaman 18)
Bastiat juga
memperingatkan adanya “ kedermawanan palsu”, yakni “sumbangan yang tidak
sukarela”. Dia menentang segala bentuk pemaksaan sumbangan, pemaksaan
pendidikan dan pemaksaan agama. ”kami tak mengakui bentuk asosiasi yang
dipaksakan kepada kami, karena itu bukan asosiasi bebas”. Bastiat membedakan
antara “pemerintah” , system yang dipaksakan, dan “masyarakat” sebuah jaringan
sukarela. Dalam nada polemic, Bastiat mengatakan : “ kami tidak menyetujui
pendidikan Negara. Karena itu orang sosialis mengatakan bahwa kami menentang
semua pendidikan. Kami menentang agama Negara. Dan karena itu kaum sosialis
mengatakan bahwa kami tidak menginginkan agama. Kami juga keberatan dengan
kesetaraan yang dipaksakan oleh Negara. Dan karenanya mereka mengatakan bahwa
kami menentang kesetaraan… kaum sosialis itu sepertinya menuduh bahwa kami
tidak ingin orang- orang bisa makan karena kami tidak ingin Negara menanam
gandum” ( Halaman 29).
Bastiat keberatan
terhadap arogansi “ orang yang selalu ingin memperbaiki” tatanan social dengan
memaksa semua orang patuh pada aturan dan regulasi yang berjubel-jubel, dan
melemahkan kebebasan individu. Karena takut warga Negara yang bebas akan
melemahkan mereka., “maka para legislator itu harus memmbuat rencana untuk
menyelamatkan mereka dari diri mereka sendiri” (Halaman 63). Bastiat menulis
kepada legislator yang bernafsu untuk menguasai semua orang: “ Ingatlah bahwa
terkadang tanah,pasir ini dan pupuk yang kalian atur sesuka hati adalah
manusia! Mereka seperti kalian! Mereka adalah manusia yang berakal dan bebas
seperti diri kalian juga! Mereka juga diberi kemampuan oleh tuhan
kemampuan untuk melihat, menyusun rencana kedepan, berpikir dan menilai diri
mereka sendiri !” ( Halaman 48).
Bastiat mengakhiri
pamphlet ini dengan seruan untuk memperjuangkan kebebasan: “ Semoga mereka
menolak system dan memperjuangkan kebebasan; sebab kebebasan adalah sama dengan
beriman kepada Tuhan dan Karya-Nya”
Ekonomi Mencapai
Puncaknya, Lalu Turun Kembali
Visi Adam Smith tidak
pernah dibela oleh tokoh- tokoh Prancis yang lebih cerdas ketimbang
pengikutnya, Turgot, Condillac, Say, Bastiat dan de Tocqueville dan Montequieu
sebelum Smith. Mereka membawa doktrin tangan tak terlihat dan harmoni natural
system pasar ke titik puncaknya. Tetapi, kisah ilmu ekonomi adalah kisah
tentang pergeseran yang tak terduga dari dunia Adam Smith menuju kejalan gelap
yang panjang. Yang menakjubkan , perjalanan pergeseran menjauh dari visi Adam
Smith diawali oleh tulisan dua muridnya sendiri dinegerinya sendiri.
KESIMPULAN
·
Ekonom klasik Prancis
Jean- Baptiste Say dan Frederic Bastiat mengembangkan model klasik Adam Smith
dan mempromosikannya sebagai model kemakmuran universal.
·
Say dan Bastiat
mengemukakan banyak kemungkinan ekonomi industri yang bebas, yang dipimpin oleh
para wiraswastawan.
·
Hukum pasar Say
menjadi prinsip dasar makro ekonomi klasik dan ketelitiannya sangat terkenal
dalam ilmu ekonomi dan tetap tak tertandingi sampai munculnya revolusi
Keynesian pada abad selanjutnya.
·
Belum pernah ada
eksponen perdagangan bebas yang paling terang- terangan ketimbang Frederic
Bastiat.
·
Jean Baptiste Say
seorang ahli ekonomi berkebangsaan prancis yang mengembangkan teori Adam Smith
tentang pasar dalam bukunya yang berjudul “Traite d’economic politique”
·
Say menyatakan bahwa
selama setiap produk dapat ditukarkan dengan produk lain, maka setiap produk
yang dipasarkan akan menciptakan penawarannya sendiri.
·
Pernyataan tentang
adanya saling ketergantungan dalam sebuah perekonomian pertukaran sering juga
disebut Hukum Say ( Say’s law). Prinsip tersebut telah digunakan
untuk menyangkal kemungkinan krisis ekonomi sebagai akibat dari produksi yang
berlebihan dari barang dan jasa secara umum, dan menyatakan bahwa perekonomian
nasional secara otomatis akan mendekati posisi kesempatan kerja penuh.
·
Frederic Bastiat
adalah pendukung kuat kebijakan perdagangan bebas dan laissez faire, penentang
sosilisme yang gigih, dan seorang ahli debat dan negarawan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
·
Skousen, Mark. 2005.
Sang Maestro Teori- Teori Ekonomi Modern. Jakarta : Prenada.
·
Kusnendi, Drs., M.
Si. 2002. Teori Makroekonomi I model fluktuasi jangka pendek. Bandung :
Laboraturium UPI bandung
·
Pass, Christoper
& Lowes, Bryan. 1994. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Sumber internet :
·
www.
wikipedia.com//laissez-faire.seri politik
Comments
Post a Comment