kebijakan fisikal
Nama : SAYFULLAH
NIM : 120430038 Jurusan : Ekonomi Pembangunan |
Kebijakan Fiskal
adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian
untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah.
Instrumen
kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan
erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku
akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output.
Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum.
Pengaruh Pajak terhadap Pendapatan Konsumsi
• Setiap rupiah perubahan G akan mengubah Z sebesar 1/(1 – MPC) rupiah dan setiap rupiah perubahan W dan R akan mengubah Z sebesar MPC/(1 – MPC) rupiah. Karena MPC < 1, maka pengaruh putaran pertama setiap rupiah ∆G adalah lebih besar daripada setiap rupiah ∆W atau ∆R.
• Pada “pengaruh pajak terhadap pendapatan konsumsi’’ setiap rupiah ∆T mengubah Z sebesar MPC/(1 – MPC) rupiah. Pajak dapat dianggap sebagai transfer payments negatif. Pos-pos lain pada sisi penerimaan mempunyai pengaruh utama pada pasar uang dan melalui ini akan berpengaruh terhadap permintaan agregat (Z).
Pengaruh pajak terhadap keseimbangan Ekonomi
Setiap rupiah perubahan dari Z pada putaran pertama (yang disebabkan oleh perubahan pos “anggaran” manapun) akan mempunyai pengaruh akhir yang sama terhadap perekonomian, karena akan melewati proses keseimbangan umum yang sama. Jadi pengaruh akhir dari setiap rupiah perubahan masing-masing pos “anggaran” berbeda satu sama lain karena perbedaan “pengaruh putaran pertama”nya terhadap Z.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran
Pengeluaran total “anggaran” (APBN di Indonesia) selalu sama dengan penerimaan totalnya. Dalam pengertian akuntansi ini “Anggaran” selalu seimbang (anggaran berimbang). Dalam pengertian ekonomi “anggaran” bisa defisit, surplus atau berimbang.
Ada tiga
pengertian yang berbeda mengenai arti defisit, surplus dan “anggaran” berimbang
:
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif, adalah kebijakan
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif, adalah kebijakan
pemerintah untuk
membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus
pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang
resesif. Penerimaan pajak (Tx) dapat menutup seluruh pengeluaran (G + W + Tr),
apabila G + W + Tr > Tx maka “anggaran” defisit dan bila G + W + Tr < Tx
maka “anggaran” surplus selanjutnya G + W + Tr = Tx maka “anggaran” berimbang.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif, adalah kebijakan
pemerintah untuk
membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik
anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi
yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan. Defisit
“anggaran” apabila G + W + Tr > Tx + B, surplus “anggaran” apabila G + W + R
< T + B dan berimbang bila G + W + R = T + B.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget), terjadi ketika pemerintah menetapkan
pengeluaran sama
besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin. Defisit “anggaran” apabila G +
W + Tr > Tx + B, surplus “anggaran” apabila G + W + R < T + B dan berimbang
bila G + W + R = T + B.
Efek Samping
Sama seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal dapat digunakan dalam mempengaruhi baik ekspansi dan kontraksi dari PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi. Ketika pemerintah melaksanakan kekuasaannya dengan menurunkan pajak dan meningkatkan pengeluaran mereka, mereka menjalankan kebijakan fiskal ekspansif. Sementara di permukaan, upaya ekspansif tampaknya menyebabkan efek positif hanya dengan merangsang ekonomi, ada efek domino yang jauh lebih luas dalam jangkauan. Ketika pemerintah menghabiskan uang dengan kecepatan lebih cepat dari pendapatan pajak yang dapat dikumpulkan, pemerintah dapat menumpuk kelebihan utang karena masalah bunga obligasi untuk membiayai pengeluaran, sehingga menyebabkan peningkatan utang nasional.
Sama seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal dapat digunakan dalam mempengaruhi baik ekspansi dan kontraksi dari PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi. Ketika pemerintah melaksanakan kekuasaannya dengan menurunkan pajak dan meningkatkan pengeluaran mereka, mereka menjalankan kebijakan fiskal ekspansif. Sementara di permukaan, upaya ekspansif tampaknya menyebabkan efek positif hanya dengan merangsang ekonomi, ada efek domino yang jauh lebih luas dalam jangkauan. Ketika pemerintah menghabiskan uang dengan kecepatan lebih cepat dari pendapatan pajak yang dapat dikumpulkan, pemerintah dapat menumpuk kelebihan utang karena masalah bunga obligasi untuk membiayai pengeluaran, sehingga menyebabkan peningkatan utang nasional.
Ketika pemerintah
meningkatkan jumlah utang selama kebijakan fiskal ekspansif, penerbitan
obligasi di pasar terbuka akan berakhir dengan adanya persaingan versus sektor
swasta yang mungkin juga perlu untuk menerbitkan obligasi pada saat yang sama.
Efek ini dapat menaikkan suku bunga tidak langsung karena meningkatnya
persaingan akan dana pinjaman. Bahkan jika stimulus yang diciptakan oleh
pengeluaran pemerintah meningkat akan memiliki beberapa efek awal jangka pendek
positif, sebagian dari ekspansi ekonomi ini dapat diatasi dengan hambatan yang
disebabkan oleh beban bunga yang lebih tinggi untuk peminjam, termasuk
pemerintah.
Efek lain tidak
langsung dari kebijakan fiskal yang sering diabaikan, adalah potensi bagi
investor asing menawar atas mata uang dalam upaya mereka untuk berinvestasi
dalam perdagangan obligasi dimana hasilnya lebih tinggi di pasar terbuka.
Sementara kuatnya mata uang lokal terdengar positif di permukaan, tergantung
pada besarnya perubahan suku bunga, bisa-bisa malah membuat barang-barang lebih
mahal untuk ekspor dan asing membuat barang yang lebih murah untuk impor.
Karena kebanyakan konsumen cenderung menggunakan harga sebagai faktor yang
menentukan dalam pembelian mereka, pergeseran pembelian lebih banyak ke barang
asing dan melambatnya permintaan produk dalam negeri dapat menyebabkan
ketidakseimbangan perdagangan untuk sementara waktu. Ini semua adalah skenario
yang mungkin yang harus dipertimbangkan dan diantisipasi. Tidak ada cara untuk
memprediksi hasil mana yang akan muncul dan dengan seberapa besar, karena ada
begitu banyak target bergerak lainnya, pengaruh pasar, bencana alam, perang dan
setiap event berskala besar lainnya yang dapat menggerakkan pasar.
Langkah-langkah
kebijakan fiskal juga ketertinggalan natural, atau keterlambatan waktu dari
ketika mereka diperlukan, dan ketika waktu tindakan melewati parlemen dan
akhirnya presiden. Dari perspektif peramalan, di dunia yang sempurna dimana
ekonom memiliki peringkat akurasi 100% untuk memprediksi masa depan, kebijakan
fiskal bisa dilakukan kapanpun diperlukan. Sayangnya, mengingat ketidakpastian
yang melekat dan dinamika perekonomian, sebagian besar ekonom mengalami
tantangan dalam secara akurat memprediksi perubahan jangka pendek pada ekonomi.
Angka Pengganda
Multiplier atau angka pengganda
membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual antara sebuah variable
tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut
menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perusahaan yang terjadi
pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan
nasional, begitu pula sebaliknya.
Dalam perkonomian tertutup dengan adanya tindakan fiscal, kita mengenal 5 macam
angka pangganda plus 1 angka pengganda konsumsi, apabila kita menginginkannya.
Ke-6 angkapengganda tersebut adalah:
1.
Angka
Pengganda Investasi
Apabila
investasi dibawah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun,
akan mengakibatkan pendapatan nasional equilibrium berubah dari semula Y
pertahun menjadi sebesar ( Y + ∆Y ) pertahun maka :
Sebelum
adanya perubahan investasi :
Y
= Co + bTr – bTx + I +G
Sesudah
adanya perubahan investasi :
Y
+ ∆Y = Co + bTr – bTx + (I + ∆I) + G
Y
+ ∆Y = co + bTr – bTx + I + G + ∆I
1 – b
∆Y
= ∆I
∆Y
= 1
kI
= ∆Y = 1 ∆I 1 – b
2. Angka Pengganda
Konsumsi
Angka
pengganda konsumsi yang dapat kita persoalkan disini yaitu multiplier daripada
nilai ‘Co’ sajalah yang dapat kita jumpai hubungannya yang tetap dengan
perubahan tingkat pendapatan nasional equilibrium yang diakibatkan oleh adanya
perubahan nilai ‘Co’ tersebut, sedangkan hubungan antara perubahan nilai ‘b’
dengan perubanahan pendapatan nasional yang diakibatkan sifatnya tidak pasti,
sebab sangat tergantung krpada besarnya jumlah pengeluaran konsumsi pada
tingkat pendapatan sebesar nol (Co), besarnya invesatasi, besarnya konsumsi
pemerintah, besarnya transfer pemerintah dan besarnya pajak.
Angka
pengganda konsumsi :
Kc
= ∆Y = 1
3. Angka Pengganda
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Oleh
karena ‘government expenditure’ biasa juga disebuut ‘goverment purchase’ maka
angka pengganda pengeluaran biasa juga disebut ‘goverment purchase mulitiplier’
Angka
pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah:
KG
= ∆Y / ∆G = 1 / 1 – b
Angka
pengganda transfer pemerintah:
kTr
= ∆Y/ ∆Tr = b / 1-b
4. Angka Pengganda
Pajak
Angka
pengganda pajak mempunyai tanda negative dengan negatifnya angka pengganda
pajak berarti bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan
mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional equilibrium begitu pula
sebaliknya.
Negatifnya
angka pengganda pajak dapat kita uraikan sebagai berikut:
Tx
naik -> Yd turun ( pada tingkat pendapatan nasional yg sama) -> C turun
-> Y turun
Sebaliknya
Tx
turun -> Yd naik (pada tingkat pendapatan nasional yang sama) -> C naik
-> Y naik diikuti oleh pengeluaran konsumsi, demikian seterusnya saampai
dicapai pendapatan nasional equilibrium yang baru.
Angka
Pengganda Pajak
kTx
= ∆Y / ∆Tx = -b/1-b
5. Angka Pengganda
Anggaran Belanja yang Seimbang
Dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran onsumsi
pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjai tambahan
‘goverment expenditure’ tersebut dengan memperbesar hasil pungutan pajak.
Angka
pengganda anggaran belanja yang seimbang besarnya lebih dari nol, ini mempunyai
arti bahwa bertambahnya pengeluaran konsumsi pemerintah yang dibarengi
bertambahnya pajak dengan jumlah yang sama akan mengakibatkan, meningkatnya
tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.
Angka
pengganda anggaran belanja yang seimbang (balanced budget multiplier);
Sebelum
adanya perubahan pengeluaran pemerintah dan perubahan pajak:
Y
= Co + bTr – bTx + I + G
Sesudah
adanya perubahan pengeluaran konsumsi pemerintah disertai perubahan pajak:
Y
+ ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
Oleh
karena ∆Tx = ∆G, maka :
Y
+ ∆Y = Co + bTr – b(Tx + ∆Tx) + I + (G+∆G)
Y
+ ∆Y = Co + bTr – bTx + b ∆G + I + G +∆G
1-b
1-b
1-b
∆Y
= -b ∆G + ∆G = ( 1
– b ) ∆G
∆Y/∆G
= 1-b = 1
∆G = ∆Tx
Atau
kB
= KG + KTx = 1 + -b
= 1-b = 1
Ini
berarti :
KB
= 1
Comments
Post a Comment